Warta

AMPK Bakar Buku tentang Kiai-Politik

NU Online  ·  Rabu, 18 Februari 2009 | 05:04 WIB

Sumenep, NU Online
Puluhan mahasiswa yang menamakan dirinya Mahasiswa Peduli Kiai (AMPK) membakar buku karya Ibnu Hajar. Buku yang berjudul "Kiai di Tengah Pusaran Politik; Antara Petaka dan Kuasa" itu dianggap menyudutkan komunitas kiai.

Massa memulai aksinya sekitar pukul 08.30 di areal Taman Adipura Sumenep, Selasa (17/2). Sebelum aksi bakar buku, peserta aksi jalan kaki di sepanjang areal taman, sembari membentang spanduk bernada hujatan dan orasi.<>

Koordinator aksi, Mohammad Rusydi, mengatakan, buku yang ditulis Ibnu Hajar itu tidak signifikan dikonsumsi publik. Alasannya, buku tersebut dinilai AMPK menyudutkan kiai. Bahkan, bisa menyulut polemik berkepanjangan di tengah-tengah masyarakat.

Dia menjelaskan, dalam buku itu Ibnu Hajar menganggap sosok kiai tak pantas masuk ke ranah politik. Terjunnya para kiai hanya ikut-ikutan dan tidak punya modal yang mumpuni tentang pengetahuan politik. Akibatnya, kiai bukan malah menjadi pemain dalam panggung politik, tapi menjadi pihak yang diperdaya di tengah ketidakmampuan para kiai memainkan intrik-intrik politiknya.

"Ide Ibnu jelas menyudutkan kiprah kiai yang notabene sebagai warga negara yang juga punya hak untuk maju dalam politik," katanya.

Rusydi mengaku pihaknya merasa tidak enak dengan ide yang dituangkan Ibnu Hajar dalam bukunya itu. Alasannya, selama ini Ibnu Hajar dikenal sosok yang hati-hati dalam menulis dan menuangkan pemikirannya. Karena itu, dia menduga peluncuran buku tersebut ada faktor politis untuk menggembosi salah satu pihak.

Dia menuntut agar buku itu ditarik dari peredaran. Selain itu, AMPK menuntut Komisi D DPRD Sumenep memanggil Ibnu Hajar untuk memberikan pertanggungjawaban secara intelektual atas tulisannya tersebut. Mereka juga meminta Pemkab Sumenep memberikan pernyataan agar masyarakat berhati-hati dengan buku tersebut.

Setelah aksi bakar buku, peserta aksi diskusi terbatas dengan mengacung-acungkan spanduk antara lain bertuliskan; "Segera cabut kembali peredaran buku Kiai di Tengah Pusaran Politik; Antara Petaka dan Kuasa", "Perangi anarkhisme intelektual, Kiai juga manusiawi dll.". (JP)