Banser Pasuruan Dikerahkan Bersihkan Lokasi Banjir
NU Online · Senin, 11 Februari 2008 | 07:25 WIB
Sebanyak 225 anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Pasuruan, Jawa Timur, dikerahkan untuk membantu membersihkan sejumlah lokasi yang terkena banjir pada Rabu (30/1) lalu. Bersama masyarakat, aparat Pemerintah Kota dan Komando Distrik Militer setempat, Banser membersihkan sarana umum yang kotor oleh sampah dan lumpur.
Ketua Pengurus Cabang Ansor Kota Pasuruan, Mansur, mengatakan, banjir yang melanda daerahnya surut lebih cepat dibanding beberapa daerah di Kabupaten Pasuruan. Di Kabupaten Pasuruan, daerah yang masih tergenang, di antaranya, Kecamatan Beji, Bangil dan Kraton.<>
Sampai saat ini, dirinya mengaku belum ada laporan resmi warga Ansor yang terkena banjir. Namun, dia yakin, yang terkena banjir itu adalah mayoritas warga NU. “Namun, mana yang pengurus Ansor dan mana yang pengurus NU, kita belum identifikasi. Karena kita fokus untuk membantuk pembersihan lokasi dan sarana publik,” imbuhnya.
Mansur menjelaskan, Ansor Kota Pasuruan tidak membuka posko-posko bantuan. Karena Pemkot Pasuruan langsung menangani masalah tersebut. Sehingga berbagai bantuan, baik itu kebutuhan pangan dan perbaikan sejumlah prasarana, sudah ditangani Pemkot.
“Tapi, Pemkot juga mengajak kader Ansor untuk bersama-sama membangun rumah-rumah warga yang dinilainya sangat parah dan membutuhkan bantuan mendesak,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Pasuruan mencatat, kerugian akibat banjir tersebut mencapai Rp 19,698 miliar. Angka itu merupakan hasil pendataan sementara hingga Senin (4/2).
Kepala Dinas Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Pemkab Pasuruan, Soenarko, mengatakan, angka kerugian itu merupakan laporan kerugian di 109 desa di 15 kecamatan. Kerugian meliputi hilangnya ternak (10 ekor sapi, 120 ekor kambing, dan 6.307 ekor unggas), kerusakan jalan sejauh 3.319 meter, kerusakan 41 jembatan kabupaten, dan 4 jembatan provinsi.
Untuk bangunan, kerusakan melanda dua madrasah ibtidaiyah, 76 pondok pesantren, dan 13 sekolah dasar negeri, 15 tempat ibadah, 750 pagar pembatas kantor, dan rumah warga yang rusak berat, sedang, dan ringan sebanyak 3.330 rumah. Sedangkan bangunan penahan air irigasi yang rusak mencapai 1.657, dan tanggul sebanyak 434 buah.
Pemkab mencatat lahan pertanian yang terendam banjir seluas 1.919,5 hektare, areal tambak yang rusak seluas 384,5 hektare. Wilayah pertanian dan areal tambak yang paling parah berada di Kecamatan Pohjentrek, Kraton, Kejayan, Grati, Rejoso, Bangil, dan Gondangwetan.
Laporan dari masyarakat menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak lima orang. Dari jumlah itu empat orang adalah warga Kabupaten Pasuruan yang tewas karena terseret arus air, dan satu orang warga Kota Pasuruan yang tewas karena tersengat aliran listrik. (gpa/rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
4
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
5
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
6
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
Terkini
Lihat Semua