Warta

Barasanji, Tradisi Islam yang Terus Dipertahankan

NU Online  ·  Selasa, 5 Februari 2008 | 23:55 WIB

Pangkep, NU Online
Barasanji, sebutan orang Sulawesi Selatan terhadap barzanji, merupakan tradisi Islam yang terus hidup dan dipertahankan oleh muslim Sulsel. Ia dibaca dalam berbagai kegiatan keislaman atau dibaca pada malam Jum’at di masjid-masjid.

Syaifuddin Yasin, salah seorang warga Pangkep menuturkan biasanya warga membaca syair-syair barasanji yang meceritakan keagungan rasulullah pada acara mauludan, khitanan, pernikahan, aqiqahan, muharraman dan lainnya. Pembacaan Berzanji pada umumnya dilakukan di berbagai kesempatan, sebagai sebuah pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik.

<>

“Barasanji dibaca pada moment apa saja. Sebagian masjid secara rutin membacanya setiap malam Jum’at,” tuturnya.

Di masjid-masjid, biasanya orang-orang duduk bersimpuh melingkar. Lalu seseorang membacakan Berzanji, yang pada bagian tertentu disahuti oleh jemaah lainnya secara bersamaan.

Sekretaris Komisi E DPRD Sulsel HM Ruslan Ruslan yang juga Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Sulsel, mengatakan barzanji merupakan alat yang efektif untuk mengumpulkan umat Islam.

"Dulu saat saya masih kecil, ada namanya tradisi massure', yakni pembacaan sejarah Rasulullah dengan bahasa Bugis. Sejarah itu dibacakan dengan irama yang menarik sehingga kita senang mendengarnya.

Nama Berzanji diambil dari nama pengarangnya yaitu Syekh Ja'far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Ia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd al-Jawahir (Bahasa Arab, artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw, meskipun kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya.

Barzanji bertutur tentang kehidupan Muhammad, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. Inilah sebagian syair indah dari barzanji.

     Aduhai Nabi, damailah engkau
     Aduhai Rasul, damailah engkau
     Aduhai kekasih, damailah engkau
     Sejahteralah engkau
    
     Telah terbit purnama di tengah kita
     Maka tenggelam semua purnama
     Seperti cantikmu tak pernah kupandang
     Aduhai wajah ceria
    
     Engkau matahari, engkau purnama
     Engkau cahaya di atas cahaya
     Engkau permata tak terkira
     Engkau lampu di setiap hati
    
     Aduhai kekasih, duhai Muhammad
     Aduhai pengantin rupawan
     Aduhai yang kokoh, yang terpuji
     Aduhai imam dua kiblat. (mkf)