Warta

Beberapa Tokoh NU Dipanggil ke Cikeas

NU Online  ·  Selasa, 19 Oktober 2004 | 06:36 WIB

Jakarta, NU Online
Dari beberapa calon menteri yang ikut dalam “fit and proper test” di di Cikeas, terdapat dua orang dari kalangan nahdliyyin. Mereka adalah Ketua Umum GP Ansor Saifullah Yusuf dan Dubes RI untuk Arab Saudi Maftuh Basuni.

Kemungkinan besar Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf akan ditempatkan sebagai menteri kepemudaan. Kepada wartawan ia nyatakan bahwa SBY sempat menyinggung masalah kepemudaan. "Tidak ada materi spesifik yang dibahas. Ada soal kepemudaan dibahas sedikit. Yang lainnya masalah kemasyarakatan secara umum," ungkap keponakan Gus Dur ini.

<>

Seperti calon menteri lain, Gus Ipul juga mengaku diminta tanda tangan oleh SBY. Isinya tentang komitmen bekerja dengan penuh integritas pada Kabinet mendatang. Menurut Gus Ipul, dia bersedia “teken kontrak” sebab baginya tanda tangan tersebut merupakan kewajiban sebagai warga negara untuk ikut mensukseskan kegiatan bangsa supaya bisa segera bangkit dari krisis.

Namun demikian, Gus Ipul membantah undangan dari SBY ini untuk mewakili NU atau PKB, tapi ia mengaku membawa tausiyah dari para kyai sepuh “Saya tidak mewakili siapa-siapa, tetapi saya mewakili diri saya sendiri, dan yang ada hanya tausiyah para kyai” ungkapnya.

Sementara Muhammad Maftuh Basyuni kemungkinan besar akan diplot sebagai menteri agama. Maftuh Basyuni yang mengenakan batik tampak keluar dari rumah SBY sekitar pukul 17.30 WIB. Basyuni mengaku dihubungi SBY lewat telepon ke kantornya di Riyadh, Ahad (17/10) lalu.

"Sebagai orang di Saudi Arabia, saya lebih banyak menyoroti masalah penyelenggaraan haji, terutama program-program perlindungan dan servis terhadap jamaah. Masih banyak yang kita lakukan untuk perbaikan. Contohnya, biaya perjalanan. Kalau aturan penyelenggaraan ditinjau kembali, kemungkinan servis terhadap jamaah bisa lebih baik," kata Basyuni soal materi pembicaraannya dengan SBY.

Sedang soal lain, kata dia, tak ada lagi. Namun menurutnya dalam Depag, yang harus segera diperbaiki adalah masalah korupsi. "Setahu saya, dari saudara-saudara, banyak korupsi. Saya pikir ini yang perlu diselesaikan. Menurut saya, Departemen Agama seharusnya bisa menjadi contoh bagi departemen lainnya. Kalau tidak kan lucu. Agama apa pun itu kan membawa kebaikan. Kalau berita itu benar, artinya ya...," kata Basyuni tanpa melanjutkan pernyataannya. Dia pun bergegas meninggalkan wartawan.

Sebelum menjadi dubes RI di Saudi, Basyuni pernah menjadi Sekretaris Negara di zaman Presiden Gus Dur. Basyuni juga lama mengurusi rumah tangga Istana saat zaman Soeharto.

Sebelumnya, sejumlah fungsionaris PKB, seperti Mahfud MD, Alwi Shihab, dan Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah), juga dikabarkan akan masuk dalam jajaran Kabinet SBY-Jusuf Kalla.(mkf/do)