Warta

Bentengi Aswaja, NU Jatim Luncurkan Buku Lagi

Sel, 12 Juni 2007 | 21:37 WIB

Surabaya, NU Online
Semangat untuk membentengi warga NU melalui buku bacaan, terus dikembangkan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Setelah menerbitkan buku Aswaja An-Nahdliyah yang berisi tentang ajaran Ahlussunnah Waljamaah yang berlaku di lingkungan NU, kini terbit buku baru lagi berjudul '
Antologi NU".

Buku setebal 344 halaman itu mengulas tentang seluk-beluk NU dari sisi sejarah perjalanan, peran serta dalam membangun negeri, ajaran yang dikembangkan, istilah-istilah dalam organisasi yang perlu dipahami, dan juga sejarah para tokohnya dari masa ke masa. Kedua buku itu diterbitkan oleh lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN) NU Jatim bekerja sama dengan penerbit Khalista Surabaya.

<>

Sebelum buku Antologi NU, telah terbit buku berjudul Pedoman Praktis Takmis Masjid yang diterbitkan oleh LTMI Jatim. Tak lama lagi akan disusul buku Profil NU Jawa Timur yang kini sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Inggris. Sedangkan rencana buku Ajaran dan Gerakan Wahabi di Indonesia saat ini sedang dalam tahap penulisan.

Sekretaris PWNU Jawa Timur, H Masyhudi Muchtar menuturkan, program penulisan buku memang sedang digalakkan di wilayah kerjanya. Alasannya jelas, karena kelompok lain banyak menyerang anak-anak muda NU lewat buku-buku bacaan. “Maksud kami adalah untuk membentengi anak-anak kita agar tidak katut orang lain,” tuturnya.

Masyhudi menambahkan, buku Antologi NU yang terbit kali ini bernilai sangat penting, sebab banyak hal dalam NU yang belum diketahui orang luar. “Jangankan orang luar, orang NU sendiri tidak semuanya tahu. Mereka akan terbelalak setelah melihatnya,”  alumnus pesantren Tebuireng Jombang itu menjelaskan.

Mengingat pentingnya buku tersebut, ia akan berkirim surat kepada seluruh Pengurus Cabang di wilayahnya memerintahkan untuk memiliki buku tersebut. Sedangkan kepada Pengurus Wilayah di seluruh Indonesia, ia juga akan mengirim surat, namun isinya sebatas saling tukar informasi penting. “Khusus pengurus NU di Jawa Timur, mereka harus baca buku ini,” tegasnya.

Masyhudi mengutip ucapan KH Abdul Muchith Muzadi, bahwa sosok NU, bila digali lebih dalam lagi, maka akan semakin membuat orang tertarik dan semakin tergerak untuk memperjuangkannya. Kalau sudah tahu NU dengan betul, maka akan semakin bersemangat dalam berjuang. Jangan sampai, “Karena sudah merasa jadi pengurus, lalu berjuang, ternyata pikirannya malah tidak sama dengan sosok NU itu sendiri,” tandasnya saat ditemui di Kanwil NU Jatim Selasa (12/6).

Ia membandingkan, kalau orang lain ingin tahu lebih jauh tentang NU, boleh-boleh saja. Sebab mereka memiliki banyak motifasi. Mungkin mereka ingin tahu NU untuk dicari kelemahannya. Mungkin juga ada yang sekadar ingin tahu karena penasaran, lalu kalau sudah tahu tidak melakukan apa-apa. Mungkin juga ingin tahu karena memang ingin masuk.

“Orang lain bolehlah sekadar ingin tahu tentang NU. Tapi kalau orang NU sendiri, tidak bisa tidak, harus!” tegasnya. “Dan, kuncinya ya dengan membaca buku baru terbitan NU Jatim ini,” ujarnya dengan rasa bangga. (sbh)