Siapapun, ingin memiliki umur yang panjang. Adalah Ismail yang kini telah berusia 130 tahun menuturkan resep pancang umur. Selama hidupnya ia rajin berzikir dan mengamalkan amal-amalan di waktu malam. Selain itu rajin berpuasa dihari kelahirannya. "Alhamdulillah saya masih diberi kesehatan dan umur panjang sampai sekarang," terangnya kepada NU Online.
Usianya yang melampui usia rata-rata manusia, membuat sebagian orang menganggap Mbah Ismail sebagai orang sakti dan sering didatangi warga untuk meminta kemudahan rejeki dan pekerjaan. "Bapak memang sering dimintai tolong orang," kata Mutmainah (70), anak menantu Mbah Ismail.<>
Menurut dia, meski usianya sudah senja, tetapi pendengaran Mbah Ismail masih sangat baik. Kegiatan sehari-hari, selain membaca Al-Quran, juga sering berih-bersih rumah. "Orangnya memang rajin, meski kerap dilarang anaknya," sambung dia.
Umur manusia adalah rahasia tuhan. Namun, apa yang terjadi pada Mbah Ismail, warga Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, mungkin sangat jarang ditemui dibelahan dunia manapun saat ini. Dengan usia setua itu Mbah Ismail saat ini mungkin menjadi manusia tertua di Brebes, atau bahkan di Indonesia.
Meski tidak ada bukti tertulis atas kelahirannya, tetapi Mbah Ismail masih ingat betul kisah perjuangan bangsa Indonesia yang sempat dia ikuti. Tak hanya itu, ia juga tahun bentul kondisi Kota Brebes tempo dulu. Bahkan, diminta untuk menceritakannya pun masih sangat jelas.
Meski usianya kini lebih dari satu seperempat abad, namun kondisi kesehatan Mbah Ismail masih terlihat baik. Ia bahkan masih mampu membaca Al-Quran dan kitab lainya dengan fasih meski harus dibantu kacamata. Tak hanya itu, ia juga masih tetap beraktivitas, seperti bersih-bersih rumah.
"Kalau untuk bekerja mencari uang, saya dilarang oleh anak-anak. Saya paling bekerja bersih-bersih halaman rumah atau memotongi kayu bakar," tutur Mbah Ismail saat ditemui dirumahnya, kemarin.
Kakek yang enam kali beristri itu, kini hidup di rumah sederhana bersama anak menantunya, Mutmainah (70).
Anak terakhirnya kini berusia lebih dari 60 tahun. Ia mengaku lahir pada tahun 1880 dan memiliki sejumlah koleksi benda - benda pusak keris. Dari hasil pernikahannya dengan enam istri, Mbah Ismail mempunyai puluhan cucu dan cicit. Namun, semua istri yang dinikahinya itu kini sudah meninggal dunia. "Kalau nda salah saya lahir tahun 1880-an. Saat itu, Brebes masih dipimpin adipati," ujarnya.
Mbah Ismail mengaku, semasa mudanya pernah mengkuti kerja rodi saat zaman penjajahan Belanja untuk membuat jalan utama Brebes. Bahkan, jembatan Sungai Pemali masih berupa jembatan sasak.
Ia juga ikut langsung dalam proses pembangunan masjid Agung Kota Brebes, yang didirikan sekitar tahun 1933. "Saat masjid Agung dibangun, saya ikut langsung kerja bakti," ceritanya. (was)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
4
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
5
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
6
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua