Warta KUNJUNGAN KE PBNU

Delegasi Pemerintah Jerman Tanyakan Penurunan Suara Partai Islam

NU Online  ·  Kamis, 25 Juni 2009 | 11:00 WIB

Jakarta, NU Online
Delegasi pemerintah Jerman, hari ini, Kamis (25/6) mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Salah satu pertanyaan yang disampaikan kepada PBNU adalah soal penurunan suara partai politik Islam pada pemilu legislatif 2009.

Delegasi pemerintah Jerman terdiri dari mantan menteri perekonomian Jerman yang juga anggota parlemen dari partai CSU Michael Glos, direktur urusan luar negeri Hanns Seidel Foundation (HSF) Christian J. Hegemer, perwakilan HSF Jakarta Ulrich Klingshirn, sekretaris bidang politik Kedutaan Besar Jerman di Indonesia Thomas Strieder, dan kepala biro Asia Tenggara dan pasifik kantor berita Jerman DPA Christiane Oelrich.<>

Mereka disambut Ketua PBNU bidang luar negeri Prof DR Masykuri Abdillah, Sekjen PBNU DR Endang Turmudzi, staff khusus International Conference of Islamic Sholars (ICIS) Arif Zamhari dan Agus Thoyyib.

Menanggapi pertanyaan delegasi Jerman seputar penururnan partai politik Islam pada pemilu legislatif 2009, Masykuri Abdillah menyatakan, pemahaman keagamaan warga negara Indonesia saat ini cenderung prograsif. Dulu Islam masih indentik dengan politik, namun sekarang tidak lagi. ”Jadi umat Islam merasa tidak harus memilih partai Islam,” katanya.

Selain itu, menurut Masykuri, beberapa partai nasionalis saat ini telah memiliki orientasi keislaman yang cukup baik. Ia membenarkan pernyataan delegasi Jerman bahwa banyak agenda islamisasi di Indonesia yang justru dimotori oleh partai yang nasionalis.

Ditambahkannya, NU sendiri sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia tidak mengharuskan warganya memilih partai politik Islam. NU hanya menginginkan nilai-nilai keislaman seperti ukhuwah (persaudaraan), tawasuth (moderat), dan tasamuh (toleran) diterapkan, dan tidak harus melalui partai politik Islam.

”Beberapa kader NU malah memegang peran kunci di partai yang nasionalis seperti Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla dan Wakil Ketua Umum Partai Dmokrat A. Mubarok,” katanya.

Menanggapi hal itu, anggota parlemen Jerman Michael Glos menyatakan, NU mirip sekali dengan Christlich-Soziale Union (CSU) dan Christian Democratic Union (CDU), partai politik di Jerman yang masing-masing berbasis warga Katholik dan Kristen.

”Partai-partai agama di Jerman ini tidak menghendaki adanya negara Kristen di Jerman. Tapi mereka ingin memasukkan nilai-nilai agama ke dalam negara. Ini sama seperti NU,” katanya. (nam)