Warta PERKEMAHAN SANTRI NUSANTARA

Dorong Para Santri untuk Lebih Banyak Berkiprah

NU Online  Ā·  Senin, 11 September 2006 | 05:34 WIB

Jakarta, NU Online
Lebih dari lima ribu santri dari seluruh Indonesia telah berkumpul di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Senin (11/9) pagi, untuk mengikuti pembukaan Perkemahan Santri Nusantara 2006. Kegiatan yang baru diadakan pertama kalinya bagi kalangan pesantren ini akan berlangsung hingga Kamis (14/9) nanti.

Kegiatan dibuka oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni. Semua santri mengenakan seragam Pramuka warna cokelat. Kegiatan ini juga dimeriahkan pemecahan rekor kacu (dasi) Pramuka terbesar di dunia yang dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI).

<>

Kacu (dasi) Pramuka terbesar di dunia tampak mencolok di tengah-tengah pembukaan Jambore Santri. Kacu warna merah putih ini memiliki panjang 45 meter, tinggi 22 meter dan lebar 32 meter. Kacu ini dibuat oleh tim kwartir nasional dengan melibatkan 10 penjahit. Kacu itu itu dilekatkan di tiang bendera.

Para santri yang berasal dari luar Jawa seperti kontingen dari Sulawesi berdatangan ke Jakarta dengan mengendarai kapal laut. Ada juga yang menumpang armada TNI AU seperti Hercules antara lain dari Aceh, Sulut, Sumbar, dan Papua. Sementara dari provinsi lain di Jawa menggunakan kereta api dan bus.

Selain melakukan berbagai kegiatan kepramukaan seperti "team building", pengenalan lingkungan, anjang sana, juga akan digelar kegiatan lainnya seperti pengembangan ketrampilan, Iptek, bakti sosial, "outbound", bazaar, pameran, ekspos hasil karya santri, diskusi, seminar, hingga kegiatan spiritual.

Dorong Santri

Kepada wartawan, Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama Jahja Umar mengatakan, kegiatan Perkemahan Santri Nusantara itu merupakan bagian dari kebijakan pemerintah, dalam hal ini departemen agama,Ā untukĀ memberi dorongan dan kesempatan kepadaĀ para santriĀ pesantren di tanah airĀ untuk lebih berkiprah.

"Lembaga pendidikan pesantren itu hampir semua milik swasta yang dibangun dengan dana minim oleh para ulama kita di masa lalu hingga ke pelosok Tanah Air, Ā jadi jangan lagi mereka yang berjasa mengatasi ketertinggalan ini dipinggirkan. Kebijakan itu harus adil," katanya.

Dikatakannya, selama berpuluh-puluh tahun, terjadi diskriminasi pada lembaga pendidikan swasta yang telah turut membantu rakyat dan pemerintah ini mencerdaskan kehidupan bangsa. (bin/ant)