Bergantinya rezim pemerintahan AS dari George W Bush ke Barack Hussein Obama, dinilai belum bisa mendorong negara Palestina yang terpisah dengan Israel. Sehingga pembebasan negara Palestina dari cengkraman Israel masih jauh.
Demikian disampaikan Dubes Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, dalam diskusi 'Konflik Israel-Palestina, Perang Sampai Kapan?' di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, di Jakarta, Kamis (22/1).<>
Menurut Mehdawi, Palestina sudah menyampaikan 2 usul kepada negara Yahudi itu terkait penyelesaian konflik Israel-Palestina. Usul pertama adalah Israel dan Palestina dapat hidup bersama dalam satu negara. Namun usul tersebut ditolak mentah-mentah Israel. "Israel tidak ingin tinggal bersama dengan negara lain," ucapnya.
Fariz menambahkan, Israel lebih memilih usulan kedua yakni tentang pembagian negara antara Israel dan Palestina. Namun, permasalahannya tidak ada satu negara pun yang dapat mendorong terciptanya usulan tersebut.
Meski begitu, tambah Fariz, Palestina sudah menyiapkan beberapa usulan terkait konflik Israel-Palestina. Pertama, mengenai perbatasan antara Israel dan Palestina. Sebab selama ini tentang perbatasan, Israel selalu berpatokan pada perang 6 hari pada 1967. Perang tersebut memenangkan Israel, sehingga meluaskan jajahan Israel di Palestina.
"Kedua kepastian 6 juta pengungsi Palestina setelah perang tersebut. Akan ditempatkan dimana mereka. Ketiga, usulan mengenai dijadikannya Yerusalem sebagai ibukota bersama antara Israel dan Palestina," cetusnya. (inl)
Terpopuler
1
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
4
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
5
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
6
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
Terkini
Lihat Semua