Dunia Menunggu Kiprah Muslim Indonesia
NU Online · Kamis, 4 November 2010 | 07:00 WIB
Peran Islam Indonesia dalam perdamaian dunia memang sangat ditunggu-tunggu. Hal itu setidaknya diungkapkan oleh Prof Ra'fat Asy-Syaikh dari Universitas Al-Azhar Mesir yang juga penasehat liga universitas Islam yang juga menjadi pembicara dalam pleno Annual Conference on Islamic Studies ACIS ke-10 tersebut.
Menurutnya, Indonesia bukan berada di pinggiran dunia Islam tapi berada di tengah masyarakat muslim dunia. "Selama ini dalam sejarah umat Islam tidak pernah menerima adanya penjajahan dalam bentuk apapun. Sehingga butuh upaya hidup damai dalam kehidupan modern saat ini," terangnya.
/>
Indonesia yang memiliki masyarakat Muslim terbesar, bisa memberikan peran strategis dalam upaya tersebut. Dan saat ini kata dia, para ilmuwan serta cendekiawan Timur Tengah sudah mengikuti perkembangan muslim di Asia Tenggara dan Indonesia pada khususnya.
Prof Dr Ahmad Somboon Bualuang dari Prince Sonkha University Thailand juga menantikan peran Islam Indonesia untuk memberikan solusi terhadap konflik di wilayah Thailand Selatan. Menurutnya, banyak korban yang sudah jatuh akibat konflik di wilayah Selatan Thailand tersebut. Pendidikan agama Islam di wilayah itu juga menjadi kacau.
"Tujuh tahun konflik dari tahun 2004-2010 disana sudah memberikan kematian pada 4.000 orang. tembak menembak, bom terus terjadi. Sekolah-sekolah rendah dibakar. Guru ngajar disekolah kerajaan dibunuh dan beribu-ibu ustad dibunuh," tandasnya.
Karena itulah Indonesia sebagai masyarakat berpenduduk muslim terbesar memiliki peran strategis untuk membantu penyelesaian konflik tersebut. Pleno pertama ACIS ke-10 di Banjarmasin itupun dimoderatori oleh Prof Dr Hj Amani Lubis. Hadir sebagai pembicara terakhir pada sesi tersebut adalah Dr Budhi Munawar Rahman. Menurutnya kebebasan perkembangan berfikir dan beragama di Indoesia menjadi suatu dorongan yang kuat sehingga forum ini menjadi suatu momen agar pemikiran baru terus berkembang.
"Melalui pengembangan pemikiran-pemikiran baru inilah, Indonesia bisa lebih banyak berperan untuk dunia Internasional," tegasnya. (rep/hh)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua