Warta REFLEKSI SUMPAH PEMUDA

Gaya Hidup dan Konsumerisme Jangkit Kaum Muda

Kam, 29 Oktober 2009 | 10:32 WIB

Bogor, NU Online
Kaum muda tengah terjangkit oleh virus bernama gaya hidup dan budaya konsumerisme, yang secara perlahan-lahan namun pasti akan melunturkan semangat nasionalisme dan menipiskan rasa kesetiakawanan nasional.

Demikian diutarakan oleh tokoh NU Bogor yang juga Pengasuh Pesantren Darul Muttaqien Bogor KH Mad Rodja Sukarta kepada NU Online di Bogor, Kamis (29/10).<>

Lebih lanjut Mad Rodja Sukarta mengemukakan, gaya hidup dan budaya konsumerisme merupakan persoalan serius yang tengah melanda kaum muda. Gejala ini sebagai pertanda nasionalisme kaum muda tengah mengalami penurunan, karena lebih tertarik memikirkan urusan pribadi ketimbang ikut berpartisipasi memikirkan masalah kebangsaan.

"Gaya hidup dan budaya konsumerisme tengah menjangkit kaum muda. Gejala ini perlu disikapi berama, agar kaum muda Indonesia tetap memiliki karakter dan warna tersendiri sesuai dengan jatidiri bangsa Indonesia," tegas pria yang menamatkan studi di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lebih lanjut kiai yang akrab disapa Rodja tersebut mengatakan, kaum muda perlu memiliki benteng yang kokoh dalam jiwa masing-masing. Ini penting, agar berbagai budaya baru yang datang dari luar dapat diseleksi secara ketat. Dengan begitu, mereka tidak ikut-ikutan atau latah dengan budaya asing, yang tidak sesuai dengan kultur bangsa Indonesia.

Terjadinya global tren dalam kehidupan masyarakat dunia, menurut Rodja, sangat berdampak pada penurunan nasionalime kaum muda Indonesia. Secara pelahan-lahan hal tersebut melunturkan semangat nasionalisme. Kaum muda lebih terjebak untuk mengurusi gaya hidup dan mengikuti arus konsumersime ketimbang memikirkan persoalan pelik kebangsaan.

Mantan aktivis PMII tersebut mengajak semua komponen masyarakat ikut memantau perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, agar tidak membawa dampak terhadap nasib masa depan bangsa.    

"Derasnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, ikut mempengaruhi penurunan nasionalisme kaum muda. Batas-batas budaya antar negara kian menyempit, sehingga karakter dan identitas bangsa kita makin menipis," ujar dia.

Selain itu, dia juga menyarankan agar para pengelola negara serta semua pemangku kepentingan mulai memikirkan kembali pentingnya menanamkan nasionalisme kepada anak muda melalui penguatan wawasan kebangsaan. hal ini dapat dilakukan baik melalui penggalakan lagi P4 maupun wahana lain, agar kaum muda merasa memiliki semangat nasionalisme dan rasa kesetiakawanan nasional. (hir)