Warta

Gubernur BI Optimis Indonesia Bangkit Pasca IMF

NU Online  ·  Ahad, 7 September 2003 | 09:04 WIB

Jakarta, NU.Online
Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah optimis perekonomian Indonesia akan lebih baik setelah nanti lepas dari program IMF pada akhir Desember mendatang.

Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah memperkirakan, perekonomian Indonesia setelah keluar dari program IMF akan lebih baik. Sejumlah paket kebijakan ekonomi dalam white paper yang segera akan dikeluarkan presiden akan mendukung terciptanya perekonomian Indonesia yang lebih stabil.

<>

Sebab dalam white paper ditetapkan tiga program utama kebijakan ekonomi Indonesia pasca IMF yakni stabilisasi makro ekonomi, restrukturisasi dan reformasi sehat perkeuangan, meningkatkan ivestasi ekspor dan lapangan kerja. Burhanuddin mengakui, white paper tidak memuat paket kebijakan yang terkait langsung dengan BI mengingat BI adalah lembaga idependen dimana paket kebijakan BI akan dikeluarkan dalam keputusan Gubernur BI.

Kendati demikian, BI tetap akan menjaga stabilitas moneter dan restrukturisasi keuangan, mempertahankan tingkat inflasi yang rendah serta menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Sedang white paper akan dikeluarkan selambatnya pada 16 September mendatang melalui instruksi presiden

Sementra itu Menteri Keuangan (Menkeu) Boediono mengatakan, untuk menutup kesenjangan kredibilitas sebagai dampak pengakhiran kerja sama dengan IMF, pemerintah sedang menyusun program ekonomi sendiri yang menjadi perhatian para pelaku ekonomi. Program ekonomi tersebut, kata Boediono, dibuat sedemikian rupa sehingga bersifat konkret, jelas, terukur dan terjadwal, sehingga kredibel, dipercaya dan dapat menjadi pegangan bagi pelaku pasar.

“Program kerja tersebut direncanakan diluncurkan dalam waktu dekat dalam bentuk paket kebijakan yang dituangkan dalam Inpres, salah satunya adalah program stabilisasi ekonomi makro yang terdiri dari program-program dalam rangka konsolidasi fiskal, pengendalian laju inflasi, menjaga perkembangan nilai tukar rupiah dan menjaga kemantapan neraca pembayaran,” ujarnya.

Dalam draft (rancangan) buku putih kajian strategi paska program letter of intent (LoI) IMF  terdiri dari tiga matriks rencana tindak, yaitu program stabilisasi ekonomi makro, program restrukturisasi dan reformasi sektor keuangan, serta program peningkatan investasi, ekspor dan penciptaan lapangan kerja.

Program stabilisasi terdiri atas kebijakan konsolidasi fiskal, kebijakan pengendalian inflasi menuju 6 persen tahun 2006, kebijakan menjaga perkembangan nilai tukar rupiah, serta menjaga kemantapan neraca pembayaran dengan mempertahankan kecukupan cadangan devisa.
Kebijakan konsolidasi fiskal antara lain, reformasi kebijakan perpajakan untuk meningkatkan penerimaan, daya saing, iklim investasi dan penyederhanaan sistem perpajakan, dengan sasaran waktu Januari 2004,

Program lain, konsolidasi rekening pemerintah ke dalam satu sistem perbendaharaan umum negara (treasury single account) dengan pengesahan RUU Perbendaharaan Negara (April 2004) dan reorganisasi epartemen Keuangan (Januari 2004). Juga amendemen UU No 25/1999 tentang Otonomi Daerah (Juni 2004), amendemen UU No 34/1999 tentang Pajak Daerah (Juni 2004).(Cih)