Warta

Gus Dur: Kehidupan Beragama di Indonesia Statis

NU Online  ·  Ahad, 11 Januari 2009 | 22:24 WIB

Jakarta, NU Online
Pengasuh Pesantren Ciganjur KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menilai, kehidupan beragama di Indonesia terlalu sederhana. Masyarakat berpikir statis tentang agama.

Demikian dinyatakan oleh Gus Dur dalam pengajian rutinnya di Pesantren Ciganjur, Jl. Warung Sila Jakarta, minggu lalu. Menurut Gus Dur para agamawan hanya mengurusi persoalan-persoalan sepele saja.<>

"Para ulama selama ini hanya disibukkan oleh persoalan-persoalan kecil, seperti sandal dan berebut waktu lebaran saja. Orang-orang kristen juga sama saja, mereka lebih suka berebut gereja di Indonesia," paparnya.

Dalam pandangan Gus Dur, kondisi ini menjadikan umat beragama sering dianggap sebagai bagian masyarakat yang terbelakang. Kendati demikian, terang Gus Dur, para agamawan juga memiliki cara-cara untuk berbenah.

"Bagaimanapun juga mereka (para ulama) tentu memiliki cara-cara tersendiri untuk keluar dari keterbelakangaannya. Saya termasuk orang yang percaya bahwa para agamawan adalah kelompok masyarakat yang sangat pandai menyesuaiakan diri," terang Gus Dur. 

Ke Depan, Gus Dur berharap pada kemunculan para agamawan yang tidak mudah tergiur pada manisnya janji-janji politik. Sehingga mereka dapat memikirkan umatnya dengan lebih tenang dan ikhlas. (min)