Warta

Gus Mus: Politik NU adalah Politik Kebangsaan

NU Online  ·  Ahad, 14 Juni 2009 | 13:10 WIB

Lamongan, NU Online
Sejak awal, Nahdlatul Ulama (NU) sudah berpolitik, bahkan sejak sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir. Politik  NU adalah politik kebangsaan, yakni menjaga keutuhan bangsa.

Demikian dinyatakan Pengasuh Ponpes Rodhotul Tholibin Rembang KH Musthofa Bisri (Gus Mus) di Lamongan, Sabtu (13/6). Menurut Gus Mus, sejarah politik kebangsaan ini menjadikan NU terus terseret arus kekuasaan politik hingga saat ini.<>

Namun Gus Mus menjelaskan, saat ini warga Nahdlyiin telah terbawa arus politik kekuasaan atau politik praktis. Sehingga diperlukan adanya kemampuan dari para kadernya untuk bisa berpolitik secara santun dan mumpuni.

"Meski demikian, ironisnya banyak kader NU tidak mengerti tentang politik kekuasaan. Sehingga, meski antusias berpolitik praktis, tetapi tidak siap berkuasa,'' Lanjut Gus Mus.

Lebih jauh, Gus Mus juga memberikan contoh, indikasi kurang mengertinya orang NU terhadap politik praktis dapat dilihat ketika ada yang mendirikan partai. Meski menurut perhitungan partai itu tidak bisa besar, pengurus partai yang orang NU tersebut menyatakan tidak apa-apa partainya kecil asal baik.

''Jawaban seperti itu jelas menunjukkan orang NU tersebut tidak tahu soal politik praktis sehingga tidak siap berkuasa. Lha wong, politik praktis itu tujuannya kekuasaan kok malah bikin partai kecil. Yang benar seharusnya bikin partai yang besar agar bisa berkuasa,'' tegas Mustasyar PBNU ini.

Gus Mus juga menambahkan, orang NU yang siap berkuasa adalah Gus Dur. ''Tetapi ketika berkuasa, Gus Dur kesulitan mencari orang NU yang siap berkuasa untuk mendampinginya saat menjadi presiden dulu,'' tandasnya. (min)