Warta

Hargai Perbedaan, Jangan Bersikap Angkuh

NU Online  ·  Jumat, 10 November 2006 | 06:49 WIB

Jakarta, NU Online
Belakangan ini, banyak kelompok-kelompok Islam yang mengembangkan ajaran-ajarannya yang secara tidak langsung menunjukkan bahwa fihak lain salah. Kondisi ini dikhawatirkan akan memecah belah persatuan ummat Islam.

“Merasa ajaran yang dipegang sebagai yang paling benar merupakan keangkuhan. Tak seorangpun yang dapat mengklaim bahwa dirinya paling benar karena kita hanya mengintepretasikannya dari Qur’an dan Hadist” kata KH Zakki Mubarok dalam khutbah Jum’at di Masjid Arif Rahman Hakim UI Salemba.

<>

Dikatakannya bahwa terdapat golongan yang memaknai Qur’an secara tekstual, namun ada golongan yang memaknai Qur’an dari substansinya. Satu ayat atau hadist dapat memiliki banyak interpretasi karena perbedaan sudut pandang yang digunakannya.

“Semua orang percaya hadist Rasulullah “Sholatlah sebagaimana engkau melihat aku sholat”, namun dalam tataran prakteknya, terdapat perbedaan karena kita mendasarkan diri dari hadist, tidak melihat langsung,” imbuhnya.

Ditambahkannya bahwa di seluruh dunia cara orang duduk dalam sholat sama sama, tidak ada agama lain yang memiliki kesamaan seperti itu. “Kita kita masih memiliki kesamaan sebesar 99 persen itu masih sangat bagus, tidak apa-apa terdapat perbedaan 1 persen<’ imbuhnya.

Menurutnya perpecahan tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh fihak-fihak di luar Islam karena Allah telah menjamin bahwa Islam tak bisa diruntuhkan dari luar, namun perpecahankah diantara umat Islam sendirilah yang menyebabkan kehancuran Islam.

Karena itulah, perbedaan yang sifatnya furuiyyah, atau perbedaan kecil harus bisa ditoleransi oleh semua fihak. “Asal masih mengakui keesaan Allah dan kerasulan Muhammad, maka ia masih Islam,” tuturnya. (mkf)