Warta PILGUB JATIM

Hasyim Bantah Dukung Khofifah

Rab, 7 Mei 2008 | 05:44 WIB

Surabaya, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi membantah tudingan bahwa dirinya mendukung salah satu Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, tudingan itu sama sekali tidak benar.

Ia menjelaskan, kehadirannya dalam Harlah ke-62 Mulimat NU di Gedung Olah Raga Sidoarjo, Jatim, pada 26 April lalu, bukanlah bentuk dukungan. Melainkan karena organisasi yang dipimpin Khofifah itu merupakan salah satu badan otonom di bawah naungan NU.<>

Menurutnya, hal itu dapat dibuktikan dengan ketidakhadiran dirinya pada acara pendeklarasian dua pasangan cagub dan calon wakil gubernur Jatim: Soenarjo-Ali Maschan Moesa dan Khofifah-Mudjiono, beberapa waktu lalu.

“Saya tidak pernah menggunakan NU sebagai organisasi untuk dukung-mendukung. Saya lebih tahu aturan NU dari orang di luar NU,” terang Hasyim yang juga mantan ketua Pengurus Wilayah NU Jatim di Surabaya, Selasa (6/5) kemarin.

Selain itu, ia juga menyangkal isu bahwa dirinya dan PBNU terlibat dalam pemberhentian Ali Maschan dari jabatannya sebagai Ketua PWNU Jatim. Menurutnya, hal itu murni merupakan keputusan rapat jajaran PWNU Jatim.

“Yang meminta mundur itu bukan saya atau PBNU, tapi rapat PWNU. Di sana ada Kontrak Jamiyah yang menjadi urusan intern PWNU. Saya hanya menawarkan solusi agar di Jatim tidak ada konflik,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jatim, itu.

Hasyim menjelaskan, sebelum muncul masalah itu, selama berbulan-bulan ia terus mengurusi Ali Maschan. Ia bahkan dikesankan telah mendukung Ali Maschan. “Ketika gambar saya dipakai di JTV pun saya tidak protes karena Ali Maschan memang kader NU. Khofifah juga tidak protes,” katanya.

Sebelumnya, Soenarjo menyatakan prihatin atas sikap Hasyim yang tidak netral dengan mengisyaratkan mendukung pasangan Khofifah-Mudjiono. Apalagi, status Hasyim sebagai ketua PBNU. Selain itu, keluarga Hasyim pun (istrinya) tampil sebagai tim sukses pasangan cagub-cawagub yang diusung Partai Persatuan Pembangunan itu.

“Saya pribadi menghormati sikap seseorang soal dukung-mendukung. Tetapi, jangan bawa-bawa NU. Kalau begitu, mengapa dulu Pak Ali (Maschan Moesa) disuruh mundur dari NU,” tandas Soenarjo, Senin (5/5) lalu. (sy/sbh/rif)