Warta

Hasyim Dipamiti Tiga Dubes

NU Online  ·  Kamis, 17 Januari 2008 | 10:10 WIB

Jakarta, NU Online
Para diplomat Indonesia rupanya merasa perlu berkonsultasi mengenai tugasnya dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi. Tiga duta besar (dubes) Indonesia untuk Libya, Aljazair dan Senegal, menemui Hasyim di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (17/1).

Selain berpamitan sebelum menjalankan tugasnya, para utusan resmi negara tersebut meminta petunjuk dan saran kepada Hasyim terkait masalah diplomasi. Pasalnya, tiga negara yang menjadi tempat mereka bertugas itu merupakan negara berkembang. Kondisi masyarakatnya pun tak jauh berbeda dengan Indonesia.<>

“Negara-negara ini merupakan negara berkembang yang mirip dengan kita (Indonesia), di mana kelompok ulama sangat dihargai. Makanya, kita menemui Pak Hasyim untuk mendapatkan ide-ide baru dalam upaya melakukan pendekatan-pendekatan yang komprehensif,” Yuli Mumpuni, Dubes Indonesia untuk Aljazair.

Menurutnya, Hasyim telah banyak membantu upaya diplomasi Indonesia secara informal dengan sejumlah negara sahabat. Ia juga akan melakukan hal yang sama selain upaya diplomasi formal.

Sanusi, Dubes Indonesia untuk Libya, mengatakan, ia akan meningkatkan hubungan kedua negara negara di bidang kebudayaan dan pendidikan. Juga bidang ekonomi dan investasi.

Dubes RI untuk Senegal, Sukarni Sikar, menambahkan, bahwa second track (jalur kedua/informal) diplomasi sangat penting. Apalagi, bagi Senegal yang dipengaruhi secara kuat oleh ulama. "Karena itu, kami juga mengharap bagaimana Pak Hasyim datang ke Senegal untuk bertemu para ulama di sana," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Hasyim mengatakan, untuk negara maju, first track (jalur utama/formal) diplomasi saja sudah cukup. Namun, untuk negara berkembang diperlukan kombinasi kedua model tersebut.

"Di negara Timur Tengah dan Afrika Utara, kombinasi government (pemerintah) dan kharisma diperlukan. Karena itu, harus ada pendekatan informal dan kultural," jelasnya.

Hasyim mencontohkan, dulu Qatar enggan berinvestasi ke Indonesia. Namun, setelah Ketua PBNU Rozy Munir menjadi Dubes di sana dan melakukan pendekatan personal pada para pengusaha swasta, maka kemudian banyak yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia.

"Artinya, ada pendekatan yang tidak bisa dilakukan oleh departemen," tukasnya.

Kepada ketiga Dubes, Hasyim meminta agar dapat menghadirkan para ulama dari negara tersebut ke Indonesia. Agar mereka tahu visi ke-Islam-an Indonesia dan toleransi antar-umat beragama yang berjalan baik.

Lebih lanjut, Hasyim menyatakan, semua upaya diplomasi akan memperkuat jembatan diplomasi. Jika jembatan diplomasi berjalan dengan baik dan semakin kuat, maka posisi Indonesia di negara-negara tersebut juga akan semakin kuat. (rif)