Warta

Hasyim: Menteri Muda Bukan Usulan Cerdas

NU Online  ·  Senin, 26 Juni 2006 | 03:30 WIB

Malang, NU Online
Usulan penambahan formasi kabinet dengan menghadirkan kembali menteri muda seperti saat Orde Baru mendapat tanggapan dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi. Menurutnya, usulan itu bukanlah usulan yang cerdas untuk mengatasi kemelut bangsa ini.
 
Hal itu disampaikannya di sela-sela Seminar Kebangsaan bertajuk "Meneguhkan Kembali NKRI: Kajian Potensi Disintegrasi Bangsa" yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikam, Malang, Jawa Timur, Sabtu (24/6) kemarin.<>Hasyim melihat persoalan utamanya terletak seberapa jauh prinsip nasionalisme dan tanggungjawab kepada rakyatnya. Hasyim mempertanyakan apakah ada jaminan bila formasi menteri muda dihidupkan kembali.
 
“Sekarang jangan bicara struktural, yang penting efektifitas kerja harus diperlihatkan kepada rakyat,” tandas Pengasuh Ponpes Al Hikam ini.
 
Saat ini, sambung Hasyim, dirinya merasa prihatin, rakyat terlihat semakin jauh dari perhatian pimpinannya. Dengan kondisi itu, yang perlu diperbaiki justru formasi kabinet yang sudah ada, untuk apalagi menambah jumlah anggota kabinet,” tegasnya.
 
Ditemui di tempat yang sama, Pengamat Politik asal CSIS J. Kristiadi mengungkapkan usulan Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang meminta presiden agar menghadirkan kembali menteri muda sebagai usulan yang terlalu pagi.
 
Selain itu, gagasan Agung tersebut dianggapnya belum kongkrit. “Kalau dia (Agung Laksono, red) mau usulkan, usulkan yang kongkrit. Misalnya menteri muda  bidang apa yang diinginkan Golkar,” terang Kristiadi.
 
Kristiadi justru khawatir usulan itu sebagai bentuk mengakomodir keinginan politik Partai Golkar saja. Sebab, sekarang ini muncul persepsi Partai Golkar diposisikan sebagai “pemadam kebakaran”. Mungkin dengan persepsi itulah Partai Golkar menginginkan penambahan menteri muda berasal dari kadernya.
 
Ia sendiri melihat tidak terlalu penting kehadiran menteri muda tersebut. Justru, lanjut Kristiadi, yang ada saat ini lebih diefektifkan saja. “Apa ada jaminan, dengan penambahan menteri muda itu akan selesaikan persoalan, jangan-jangan menambah persoalan lagi, tandas Kristiadi. (rif)