Warta

Hasyim: Penghargaan Salman Rushdie 'Serangan' Terencana pada Islam

Kam, 21 Juni 2007 | 11:27 WIB

Surabaya, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menilai, pemberian penghargaan ksatria Salman Rusdhie oleh Ratu Inggris Elizabeth II merupakan ‘serangan’ pada Islam telah dilakukan secara terencana.

"Kita tersinggung dengan cara itu, tapi umat Islam sebaiknya meyakini bahwa hal itu (penghargaan) merupakan serangan 'by design' (terencana)," ujar Hasyim seperti ditulis Antara, Kamis (21/6).

<>

Ia mengemukakan hal itu menanggapi pemberian penghargaan "ksatria" dari Ratu Inggris Elizabeth II kepada Salman Rushdie atas jasanya dalam dunia sastra, khususnya buku "The Satanic Verses" (Ayat-ayat Setan) yang dinilai menghina Islam.

Pengasuh Pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur, itu, serangan kepada Islam tersebut dapat dikatakan "by design" karena dilakukan terus-menerus secara beruntun.

"Saya tidak bisa menunjukkan siapa di balik itu, tapi hal itu tampaknya merupakan konspirasi yang sengaja ingin menampilkan citra Islam yang buruk," ungkapnya.

Menurutnya, serangan terencana itu dapat dilihat dari pelecehan terhadap Islam, Nabi Muhammad SAW, Al-Quran, masjid/mushala, dan sasaran lain yang memang menggugah emosi mulai dari Indonesia hingga ke luar negeri.

Namun, kata mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim itu, umat Islam tidak perlu menanggapinya dengan emosional karena mereka akan justru bersorak dan masalahnya tidak akan selesai.

"Kalau kita protes, saya kira sebaiknya disampaikan kepada Menlu sebagai ungkapan ketersinggungan, agar semua agama di dunia saling hormat, tapi lebih dari itu kita harus melawan serangan dalam bentuk opini itu dengan opini pula, bukan dengan kekerasan," tegasnya.

Umat Islam, katanya, harus menampilkan citra tentang Islam yang ramah, demokratis, damai, dan tidak sejelek yang mereka gambarkan secara terencana tersebut.

Reaksi keras terhadap sikap Ratu Elizabeth II itu juga muncul di Pakistan dan Iran (19/6) dengan pemanggilan Duta Besar Inggris yang diberitahu bahwa penghargaan keksatriaan untuk pengarang Salman Rushdie menunjukkan Inggris tidak peka dan berlawanan dengan usaha membina pengertian di antara agama.

Sementara itu, satu kelompok di Iran (17/6) dengan keras mengutuk tindakan Inggris memberi penghargaan kepada penulis Inggris kelahiran India yang selama bertahun-tahun menjadi sasaran hukuman mati Iran. (rif)