Warta

Hati-Hati Penipuan Atasnamakan PBNU

Jum, 18 Agustus 2006 | 11:51 WIB

Jakarta, NU Online
ā€œHati-hati!...diharapkan seluruh pengurus NU dan badan otonomnya menerima telepon yang mengatasnamakan PBNU dengan modus pemberian sumbangan dengan menyetorkan sejumlah uangā€ demikian pesan dari Sekjen PBNU Dr. Endang Turmudi yang namanya sering dicatut oleh para penipu dihadapan para korbannya.

Sejumlah cabang NU telah menjadi korban penipuan tersebut dengan nilai sekitar 160 juta. Korban terbanyak berasal dari salah satu cabang di Riau dengan total kerugian 63 juta dan cabang di Menado dengan kerugian 40 juta.

<>

Mereka beroperasi dengan menelepon para ketua wilayah dan ketua cabang NU dengan mengatasnamakan sekjen PBNU. Mereka diberitahu bahwa cabang mereka akan memperoleh bantuan senilai 40 juta. Namun dalam rekening yang akan dituju tersebut, diharuskan sudah ada saldo minimal 5 juta.

Kepada Endang, para korban tersebut menceritakan bahwa mereka diminta untuk ke ATM dan secara tidak sadar, mereka dipandu untuk mentransfer uang dari rekeningnya, bukan malah menerima uang.

Beberapa calon korban yang selamat seperti ketua PWNU Aceh Walid Noeh dan Ketua PWNU Riau H. Badar Ali mengaku mereka bisa selamat karena kritis. ā€œLhoā€¦ mau dapat bantuan kok malah mentransfer uang,ā€ seperti dituturkan Endang.

Sementara Ketua PWNU Ambon bisa selamat karena sebelumnya sudah menerima pemberitahuan akan bahaya penipuan tersebut. Terdapat juga yang selamat karena hafal dengan suara khas Endang Turmudi.

Menurut Endang, setelah mereka berhasil memperdaya sejumlah cabang NU kini sasaran mereka beralih ke beberapa badan otonom NU seperti Muslimat NU, IPNU, IPPNU, dan pesantren.

ā€œSaat ini PBNU sudah mengirimkan pemberitahuan dan nota ke seluruh wilayah NU maupun lewas SMS agar hati-hati dengan penipuan ini agar tak terulang lagi. Diharapkan pemberitahuan ini diteruskan ke seluruh wilayah,ā€ tandasnya di PBNU, Jumā€™at.

Para korban telah melaporkan kejadian tersebut pada kepolisian lokal dan ketika nomer rekening dicek, ke bank yang bersangkutan, ternyata penipu tersebut memiliki alamat di Bogor. Endang sendiri yang namanya dirugikan sudah melaporkan kejadian tersebut ke Bareskrim di Jakarta agar kasus tersebut segera ditindak lanjuti.

Dengan modus berbeda, salah satu rais syuriah PBNU juga hampir kena tipu. Endang menceritakan bahwa saat ditengah-tengah rapat, sang kyai tersebut ditelepon oleh salah seorang yang mengaku dari kepolisian dan meminta hp-nya dimatikan sebentar karena menganggu sistem komunikasinya dan tanpa kecurigaan apa-apa permintaan tersebut dipenuhi.

Rupanya, saat HP tersebut dimatikan, komplotan penjahat tersebut menelepon istri sang kyai dan memberitahukan bahwa pak kiai kena kecelakaan parah dengan kaki putus dan harus dioperasi secepatnya dan diminta mentransfer uang yang dibutuhkan.

Tentu saja, sang suami tak bisa dikonfirmasi karena HP dimatikan, tapi untunglah istrinya menelepon keponakannya yang mengkonfirmasikan pak kiai segar bugar. Akhirnya upaya penipuan tersebut gagal. (mkf)