Peringatan wafatnya mantan presiden pertama RI Soekarno ke-39 yang dipusatkan di areal gedung perpustakaan Bung Karno di Bendogirit Blitar beda dengan biasanya. Acara kali ini sepi dari pengunjung dan jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Salah seorang warga di kawasan Makam Bung Karno yang menjadi satu areal dengan perpustakaan Bung Karno, Mustain, mengatakan jika dibandingkan dengan haul tahun-tahun sebelumnya terutama tahun 2000, jumlah pengunjung Haul sangat jauh perbedaanny<>a.
"Jika, tahun 2000-an dulu, dua minggu sebelum puncak haul, warga dari luar Blitar sudah mulai berdatangan bahkan jalan-jalan yang menuju Istana Gebang dan Makam Bung Karno sudah dipadati oleh pengunjung dan para pedagang pernak-pernik yang berkaitan dengan Bung Karno dan keluarganya," kata Mustain di Blitar, Sabtu (20/6).
Ia mengakui, pengunjung rangkaian acara haul Bung Karno dari tahun ke tahun terus menurun. Dan puncaknya pada tahun 2004 setelah salah satu putri Bung Karno yakni Megawati Soekarnoputri gagal dalam Pilpres.
Menurut dia, masyarakat lebih senang kalau Megawati tetap menjadi ibu bangsa dan tetap memperhatikan kaum kecil yang mencintai almarhum bapaknya. Menjadi Presiden, Mega dinilai terasa menjauhkan diri dengan rakyat.
Berbeda dari Mustain, warga sekitar Makam Bung Karno, Riwayati mengatakan, semakin menurunnya jumlah pengunjung adalah acara yang digelar panitia terlalu monoton. Hal ini karena banyaknya campur tangan dari pemerintahan termasuk sambutan-sambutan pada acara haul berlangsung.
"Kami wong cilik ini maunya acara haul ini kan benar-benar khidmat pada saat acara puncak, meski tetap saja diselingi dengan hiburan yang menghibur. Bukan ceramah-ceramah atau sambutan dari pemerintah yang dari tahun ke tahun juga tetap saja dan tidak ada realisasinya," keluh Riwayati.
Selain acara puncak yang diisi dengan pengajian akbar, haul Bung Karno ke-39 juga diisi dengan acara hiburan berupa pementasan budaya dari beberapa daerah, khataman Al Quran, doa bersama lintas agama serta tahlilan yang digelar di Istana Gebang. Sementara itu jalan-jalan utama yang beberapa tahun lalu dipadati pengunjung dan pedagang pernak-pernik yang berkaitan dengan Bung Karno dan keluarga besarnya, kini sepi terutama di Istana Gebang. (inl)
Terpopuler
1
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
2
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
3
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
4
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
5
Khutbah Jumat: Persatuan Umat Lebih Utama dari Sentimen Sektarian
6
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
Terkini
Lihat Semua