Warta

Hukuman Mati Saddam Bermotif Adu Domba

Kam, 11 Januari 2007 | 07:34 WIB

Jakarta, NU Online
Hukuman mati yang diterima oleh mantan pimpinan Irak Saddam Husein dengan cara digantung menyebabkan permusuhan kelompok Syiah dan Sunni di Irak semakin menjadi-jadi. Lebih dari itu, hukuman mati Saddam lebih bermotif adu domba dari pada penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM) seperti yang digembar-gemborkan selama ini.

Ulama terkemuka asal Timur Tengah Syeikh Yusuf al-Qaradhawi menyatakan, hukuman mati yang dilakukan oleh pemerintah Irak yang kini dipegang oleh orang-orang Syiah menyebabkan kemarahan kelompok Sunni yang saat ini masih setia mendukung Saddam. Terlebih ketika berbagai media massa menayangkan pesta pora kematian Saddam oleh kelompok Syiah.

<>

Menurut Syeh Qordhawi hukuman mati Saddam dikomando sepenuhnya oleh pemerintah Amerika serikat. “Saya penolak pengadilan yangdilakukan di bawah penjajahan; saya menolak penguasaan Amerika serikat di Irak,” katanya saat berkungjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Kamis (11/1).

Dikatakan hukuman mati itu sangat menyayat hati umat Islam karena dilakukan pada pagi buta, saat umat Islam sedang melaksanakan Shalat Idul Adha. Dirinya mengaku sangat bersimpati dengan Saddam terutama pada saat mengucapkan kalimat thoyyibah, laa ilaha illallah, menjelang ajalnya.

Namun semua telah terjadi. Saddam telah mati. Umat Islam di Indonesia, kata Syeikh Qaradhawi, memiliki peran besar meredakan ketegangan sektarian yang terjadi menyusul kematian Saddam itu, baik di Irak maupun di negara-negara muslim.

“Indonesia tidak pernah punya masalah dengan negara lain dan dapat diterima di mana saja. Kita harus selamatkan umat Islam dari tekanan-tekanan dan fitnah,’ kata Syeikh Qaradhawi.

Umat Islam perlu merapatkan barisan dan tidak terjebak dengan isu-isu sektarian yang muncul di media massa. Jika tidak, umat Islam akan terus diteror dengan permusuhan dan konflik fisik yang berkepanjangan. (nam)