Warta

Indonesia Tak Perlu Utang Lagi ke IMF dan Bank Dunia

NU Online  ·  Ahad, 17 September 2006 | 09:13 WIB

Jakarta, NU Online
Pemerintah Indonesia tidak perlu lagi meminjam dana dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (Bank Dunia) untuk menyelenggarakan pembangunan. Sumber daya alam dan sumber daya manusia masih banyak yang bisa digunakan untuk pembangunan.

Demikian dingkapkan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam jumpa pers Konferensi Internasional Gerakan Rakyat Lawan Penjajahan Baru, di Gedung Amex YTKI, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Minggu (17/9).

<>

Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengatakan, “Kalau kita tidak mau pinjam dana dari IMF atau World Bank, lama kelamaan mereka (IMF atau World Bank, red) yang perlu meminjamkan uang kepad kita,” katanya.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengingatkan kepada pemerintah Indonesia, agar tidak terlena soal kucuran dana yang selama ini diberikan IMF atau World Bank. Kalau pemerintah terlena, katanya, maka akan menjadi alamat buruk bagi rakyat Indonesia.

“Kita jangan tergantung kepada siapapun, termasuk IMF atau World Bank. Kalau terus menerus pemerintah menerima bantuan, (maka, red) akan dininabobokan dengan utang. Jangan sampai terjadi,” tandas Gus Dur.

Oleh karena itu, lanjut Gus Dur, pemerintah sekarang harus memperbaiki dan mengatasi masalah dalam negeri tentang eknomi dan krisis multidimensi yang berkepanjangan, tanpa harus bergantung kepada IMF atau World Bank.

“Kalaupun pemerintah masih menerima bantuan dari IMF atau World Bank, pemerintah harus membuat kebijakan yang jelas dan syarat-syarat yang tidak memberatkan kita. Jangan sekali-sekali pemerintah memenuhi syarat-syarat yang diajukan IMF atau World Bank, yang akan merugikan kita,” terang Gus Dur.

Tolak IMF Dibubarkan

Meski cukup keras kritik yang disampaikan, Gus Dur malah menolak tuntutan sebagian rakyat Indonesia yang menginginkan pembubaran lembaga donor tersebut. Ia menolak wacana pembubaran IMF dan Bank Dunia.

"Nanti dulu, saya belum ambil keputusan. Menurut saya, masih bisa diperbaiki. Sikap anti sana, anti sini, harus hati-hati. Salah-salah nanti dikucilkan dalam perniagaan dunia," kata Gus Dur.

Menurutnya, Indonesia masih butuh perniagaan dunia. Selama Indonesia masih punya kegiatan mengekspor, maka pada saat itu pula kredit dari pihak lain masih dibutuhkan. "Pihak pemberi kredit kan butuh persetujuan IMF dan Bank Dunia," cetusnya.

Gus Dur mengimbau agar Indonesia lebih memperkuat perekonomian, karena saat ini Indonesia hampir-hampir tidak menguasai perekonomian lagi. Contohnya, kemajuan perkebunan di Thailand di mana hampir semua hasil perkebunannya diekspor ke Indonesia. "Bahkan Thailand bisa mengekspor daun jeruk ke Amsterdam yang setahunnya bernilai US$ 100 ribu," ujarnya.

"Kita harus bisa meniru. Jika perekonomian kita kuat, baru kita bisa keluar dari IMF dan Bank Dunia," katanya. (rif)