Warta JELANG KONGRES IPNU-IPPNU

IPNU Banyumas Suguhkan Seni Tek-Tek

Rab, 27 Mei 2009 | 22:06 WIB

Purwokerto, NU Online
Guna memeriahkan perhelatan akbar Kongres IPNU XVI dan IPPNU XV di Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes, PC IPNU-IPPNU Banyumas Jawa Tengah akan menampilkan seni tradisional tek-tek. Seni khas asli Banyumas-Purwokerto tersebut, yang alat musiknya terdiri atas kenthongan itu, akan dimodifikasi dengan gaya islami.

“Termasuk nyanyiannya, akan diisi dengan syair-syair Islami seperti Sholawat Nabi dan lagu-lagu Nasyid,” ungkap Ketua PC IPNU Banyumas Ropik Kamilun di Gedung PC IPNU Purwokerto Rabu (27/5).<>

Sebagai musik tradisi, lanjut Ropik, Seni Tek-tek harus dipertahankan termasuk oleh Pelajar NU. Makanya, perlu diperkenalkan kepada generasi muda NU. “Lagi pula, seni tek-tek ini sangat Islami sehingga bisa dijadikan sarana dakwah,” tuturnya kepada NU Online.

Selain seni tek-tek, masih kata Ropik, dalam kongres nanti PC IPNU-IIPNU Banyumas juga akan menyuguhkan jajanan tradisional diarena stand bazar. Diantaranya akan menjajakan jajanan gethuk goreng sokaraja, batik purwokerto, dan aneka makanan ringan lainnya. “Yang jelas, kami ingin membuat peserta Kongres terkesan dengan aneka macam kesenian dan jajanan tradisional jawa tengah ala Purwokerto,” ungkapnya.

Kongres yang digelar pada 19-23 Juni 2009 mendatang itu, akan diikuti 3500 peserta dari 33 Pimpinan Wilayah dan 396 Cabang seluruh Indonesia. Termasuk Kabupaten Banyumas akan mengirimkan 4 orang utusan, 2 IPNU dan 2 IPPNU.

Disamping itu, lanjut Ropik, sebagai wujud kepedulian keamanan diarea kongres, pihaknya akan mengirimkan bantuan pasukan CBP dan KKP IPNU-IPPNU sebanyak 50 personil. “Kalau utusan kongres, dari PC IPNU-IPPNU Banyumas hanya 4 orang,” jelasnya.

Soal kandidat ketua umum, pihaknya tidak akan terjebak pada konsep primordialisme. Menurut Ropik, kandidat Ketua PP IPNU mendatang idealnya yang memiliki kapabilitas dan kapasitas ke-IPNU-an yang memadai. Dalam artian, seorang kader yang paham betul persoalan intern dan ekstern IPNU.

Meskipun diakuinya, dia belum paham betul siapa sih kader-kader yang 'pantas' untuk dipilih. Pasalnya belum terlihat mana pengurus PP sekarang yang bisa diunggulkan. Hal ini terjadi, kata Ropik, karena pihak pengurus PP jarang yang melakukan turun ke bawah (turba) hingga ke tingkat Cabang apalagi Ranting. Sehingga, masih perlu sosialisasi yang gencar para kandidat calon ketua. “Kalau bisa, seperti Pileg lah. Pasang baliho atau sebar setiker yang memuat visi-misinya,” harap Ropik.

Selama ini, dilihat Ropik, para pengurus pusat dinilai terlalu elitis sehingga dirinya merasa kesulitan mencari kader yang baik. “Mudah-mudahan, dalam waktu dekat kami bisa menjatuhkan pilihan pada kader IPNU yang tepat. Untuk sekarang, tidak bisa by name,” kilahnya.

Senada Ropik, ditempat terpisah Ketua PC IPNU Kota Tegal Krisdiyanto juga menyayangkan para pengurus PP yang jarang turba. Sehingga tidak terlahir pengurus yang terkenal disuatu daerah pun. Hal ini sangat menyulitkan dirinya untuk menjatuhkan pilihan pada kongres mendatang. “Bagaimana akan bisa ngopeni, kalau turun untuk sekadar menyapa saja tidak pernah dilakukan?” kata Krisdiyanto.

“Ketua IPNU mendatang, kami harap kader yang memiliki kualitas, disiplin, rajin turba, pernah jadi pengurus harian di pusat atau wilayah dan dekat dengan kiai,” imbuhnya. (was)