Rakyat Iran telah mulai memberikan suara dalam pemilihan presiden yang berlangsung dengan persaingan sangat ketat antarcalon hari ini. Presiden Mahmoud Ahmadinejad berupaya keras mempertahankan posisinya bersaing dengan mantan Perdana Menteri Mir Hossein Mousavi.
Jika satu kandidat gagal meraih mayoritas 50% suara, akan dilangsungkan putaran kedua untuk dua peraih suara terbesar.<>
Akhir-akhir ini muncul lonjakan perhatian terhadap pemilihan presiden, di mana televisi menyiarkan debat antar kandidat dan kampanye dihadiri oleh ribuan pendukung yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam penampilan terakhirnya di televisi, Ahmadinejad menuding pesaingnya berkonspirasi dengan Israel untuk merekayasa dokumen dan gambar guna mendeskreditkan dirinya.
Hasil pemilihan ini menjadi perhatian khusus kalangan luar Iran - di AS, Israel, dan ibukota Eropa - untuk mengetahui apakah mungkin akan terjadi pergeseran sikap negeri itu terhadap kalangan internasional, kata wartawan dilpomatik BBC Jonathan Marcus.
Waktu dilangsungkannya pemilihan juga sangat krusial, di mana AS mencoba menerapkan kebijakan baru untuk merangkul Teheran yang tidak akan bisa dijalankan hingga hasil pemilihan diketahui.
Analis BBC untuk urusan Iran Sadeq Saba mengatakan sebagian besar warga Iran nampaknya mendukung kandidat yang moderat, Mir Hosssain Mousavi.
Dukungan beragam
 Â
Presiden Ahmadinejad menarik dukungan umumnya dari daerah miskin pedesaan dan perkotaan, sementara pesaingnya mendapat sokongan kuat dari kalangan kelas menengah dan kaum terpelajar di kota-kota.
Perempuan Iran juga menunjukkan ketertarikan besar terhadap pemilihan ini dan nampaknya sebagian besar mereka akan memberikan suara untuk kandidat moderat yang telah menjanjikan lebih bnayak kemerdekaan interkasi sosial.
Pemungutan suara di daerah yang dihuni warga dengan keyakinan minoritas juga dipandang penting, karena biasanya mereka mendukung kandidat yang reformis.
Mousavi adalah seorang warga etnis Azeri dan diharapkan akan menangguk suara di provinsinya, sebagaimana juga Mahdi Karrubi di wilayah kelahirannya di provinsi Lorestan.
Iran diperintah dengan sistem yang dikenal dengan nama Velayat-e Faqih, atau "Pemerintahan oleh Dewan Juri Agung", yang saat ini dijabat oleh Ayatollah Ali Khamenei.
Sistem ini diberlakukan dengan persetujuan dari mayoritas warga pada 1979 setelah revolusi Islam Iran menumbangkan pemerintahan otokrat Shah yang didukung barat.
Namun konstitusi juga menyatakan bahwa rakyat adalah sumber kekuasaan dan Iran menyelenggarakan pemilihan presiden dan anggota parlemen setiap empat tahun.
Semua kandidat diusulkan oleh Dewan Pengawas yang konservatif, yang juga memiliki kuasa untuk memveto legislasi jika dianggap tidak sesuai dengan prinsip revolusi.(rep/bbc)
Terpopuler
1
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
2
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
3
Bendera One Piece Marak, Sarbumusi Serukan Pengibaran Merah Putih
4
Hadiri Haul Buntet 2025, Ketum PBNU Tegaskan Pesantren Punya Saham dalam Tegaknya NKRI
5
Gelombang Tinggi di Cianjur Hantam 67 Perahu Nelayan, SNNU Desak Revitalisasi Dermaga
6
Alumni IPNU Harus Hadir Jadi Penjernih dalam Konflik Sosial dan Jembatan Antarkelompok
Terkini
Lihat Semua