Warta HAFLAH PESANTREN

Kang Said Ajak Santri Pelajari Ilmu yang “Fardlu Kifayah”

NU Online  ·  Kamis, 25 Juni 2009 | 05:03 WIB

Purbalingga, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj atau akrab dipanggil Kang Said mengajak para santri untuk menggeluti berbagai disiplin keilmuan yang penting dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Mengutip pernyataan ulama besar Al-Ghazali, Kang Said menyatakan, ilmu pengetahuan dikelompokkan ke dalam dua bagian. Pertama yang fardlu ain, dan kedua yang fardlu kifayah.<>

Hal tersebut dikatakannya saat menghadiri Haflah Tasyakkur Lil Ikhtitam atau pelepasan siswa kelas III Madrasah Aliyah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Pondok pesantren Minhajuth Thalabah, Kembangan Bukateja, Purbalingga, Sabtu (20/6) lalu, seperti dilaporkan kontributor NU Online Ali Musthofa.

Ilmu yang fardlu ain adalah yang wajib dipelajari oleh setiap orang, terutama terkait masalah ibadah yang wajib dikerjakan oleh setiap orang. Sementara ilmu yang fardlu kifayah adalah yang hanya wajib dipelajari oleh orang tertentu saja, seperti ilmu kesehatan dan ekonomi.

Menurut Kang Said, sudah waktunya para santri menggeluti berbagai disiplin keilmuan yang fardlu kifayah ini. Ilmu yang fardlu kifayah tidak wajib dipelajari bagi setiap orang namun menyangkut kebutuhan masayarakat banyak.

Di hadapan sekitar 2000 orang yang terdiri dari para ustadz, santri dan wali santri dan masyarakat sekitar pesantren Kang Said menyemangati para santri yang belajar di pondok pesantren untuk terus menimba ilmu. Menurutnya, anjuran ini malahan berasal dari Rasulullah SAW yang ummi alias tidak bisa baca tulis.

“Hanya orang yang berilmu yang bisa berbuat dan berkata benar. Ini dinyatakan oleh seorang yang ummi, yaitu Baginda Rasul Muhammad SAW, 1500 tahun yang lalu,” ujar Kang Said.

Kang Said mengingatkan bahwa semangat para santri untuk belajar dan berkarya terus menurun akhir-akhir ini.

“Kalau kita membincang Islam masa lalu, alangkah bangganya dan menyenangkan. Betapa ulama masa lalu sangat terobsesi memajukan Islam, mengarang kitab, menulis karya-karya monumental. Akan tetapi ketika kita melihat kondisi umat Islam sekarang memperihatinkan sekali,” tutur Kang Said.

Sementara itu, lanjutnya, sekarang ini banyak orang yang tiba-tiba menjadi sosok orang alim (berlilmu). Mereka pandai berdebat, banyak bicara tentang agama, namun tidak matang dalam menimba ilmu.

“Penampilan mereka itu cirinya berjubah, berjenggot panjang, jidat item, padahal mondoknya (belajar di pondok pesantren, red) cuma dua minggu ikut pesantren kilat,” katanya disambut tawa para santri. (nam)