Warta

Kang Said Sampaikan Konsep Islam Rahmatan lil Alamin di Qatar

Sen, 22 Januari 2007 | 11:12 WIB

Jakarta, NU Online
Gagasan dan pemikiran tokoh Nahdlatul Ulama (NU) terbukti telah diakui masyarakat dunia. Prof Dr KH Said Aqil Siradj yang juga Ketua Pengurus Besar NU, mendapat kehormatan berbicara dalam Muktamar Internasional antar-madzhab Islam di Dhoha, di Qatar.

Muktamar yang digelar pada 20-22 Januari itu melibatkan 216 tokoh pemikir, ulama, pengamat dan menteri dari 44 negara dunia. Qatar yang mempelopori muktamar tersebut berupaya mendekatkan berbagai madzhab atau aliran dalam Islam guna mencegah terjadinya fitnah antaraliran dalam Islam.

<>

“Saya diundang ke Dhoha, Qatar, untuk menjadi salah satu pembicara dalam fourm internasional itu,” kata Kang Said, begitu panggilan akrab alumnus Universitas Ummul Quro, Mekkah, itu kepada NU Online melalui ponselnya, Senin (22/1).

Muktamar bertajuk “Mengambil Peran Mendekatkan Kesatuan Ilmiah” itu, kata Kang Said, merupakan hasil kerja sama Fakultas Syariah Universitas Qatar dengan Universitas Al-Azhar Mesir dan Forum Internasional Pendekatan Madzhab yang berpusat di Teheran, Iran. Wakil PM Qatar Abdullah bin Hamad Athiya yang membuka langsung muktamar internasional yang dilaksanakan di Hotel Sheraton, Dhoha itu.
 
Dalam konferensi yang melibatkan para wakil madzhab atau aliran Islam besar, utamanya Sunni dan Syiah (Itsna Asyariyah dan Zaidiyah) dan Ibadhiyah itu, didiskusikan sarana paling penting untuk mempersempit perbedaan fikih dan mengecilkan kemungkinan konflik antara pendukung masing-masing madzhab yang saat ini ada di berbagai belahan dunia Islam.
 
Berbicara dalam konferensi itu antara lain Prof Dr Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi, mewakili Ketua Persatuan Ulama Islam Internasional, Dr Kamaluddin Ihsan Oglo mewakili Sekjen OKI, Syaikh Ayatollah Muhammad Ali Taskheri Sekjen Forum Internasional untuk Pendekatan Madzhab Islam, Dr. Abdul Aziz Taujiri Sekjen Organisasi Pendidikan, Ilmu dan Peradaban Islam, Dr Mahmud Hamadi Zaqzuq Menteri Wakaf Mesir dan Dr Ahmad Badrudin Hasun Mufti Suriah.

Kang Said sengaja diminta oleh pihak panitia untuk menyampaikan gagasannya soal Islam dan tantangannya di era globalisasi. Selain itu, pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu juga menyampaikan gagasan Islam rahmatan lil alamin yang memang telah mendapat pengakuan dunia terutama setelah keberhasilan NU menyelenggarakan Internasional Conference of Islamic Scholar (ICIS) pada 2004 dan 2006.

“Ini sungguh luar biasa. Saya diundang dalam forum internasional untul menyampaikan Islam dan globalisasi serta kaitannya dengan Islam rahmatan lil alamin yang dikembangkan NU,” tutur Kang Said.
 
Muktamar tersebut menjadi sangat penting mengingat jurang perbedaan antara Sunni dan Syiah sekarang telah semakin lebar. Maka mendekatkan antara keduanya menjadi masalah yang menjadi latar belakang muktamar ini. Ini dilakukan untuk menghindari munculnya konflik antaraliran Islam. (rif/amh)