Karya Ulama Nusantara Harus Masuk Kurikulum
NU Online · Kamis, 4 November 2010 | 11:00 WIB
Karya-karya ulama Nusantara seharusnya menjadi referensi kurikulum pokok dalam dunia pendidikan nasional. Selama ini, karya-karya ulama Nusantara hanya dikaji di lingkungan pesantren. Di perguruan tinggi Islam hanya ada di program pasca sarjana, itupun baru sebatas penelitian-penelitian. Padahal, karya-karya ulama Nusantara bukan saja terkait dengan dunia keislaman, tapi juga meliputi sastra hingga hukum tatanegara, dan banyak aspek kehidupan yang lain.
Demikian dikatakan Prof. Dr. KH. Muhammad Machasin dalam sambutan penutupan Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) ke-10 di hotel Arum Banjarmasin Rabu malam (3/11).
/>
“Dewasa ini karya Nusantara sebetulnya relatif lebih diapresiasi, tapi belum cukup karena belum masuk kurikulum. Kita baru sadar ada karya ulama kita ketika memasuki S2. Ini terlambat, semestinya kita tahu sejak dini, ketika masih muda. Untuk pesantren mengkaji karya-karya ulama kita dengan baik, meski ada kekurangan,” papar Kiai Machasin yang menjabat sebagai Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam, Kementerian Agama RI.
Dalam kesempatan itu, Kiai Machasin juga mengungkapkan bahwa obyektifitas dalam penelitian itu bagus dan diperlukan, tapi semestinya tidak hanya berhenti di situ. Sebab, obyektifitas itu hanya alat, bukan tujuan.
“Dari sekian metodelogi, sekian pemikiran, yang telah kita pelajari, harus dipilih dengan tepat untuk sebuah sikap dan pertanggungjawaban ilmiah. Biar kita tidak terombang-ambing, terbawa arus, sehingga tidak jelas. Penelitian harus jadi patokan, untuk itu kita harus memilih,” tegasnya.
Kiai Machasin yang juga Rais Syuriyah PBNU mengkritik bahwa pembicaraan dalam ACIS ke-10 tentang Islam Nusantara baru sampai pada hal-hal yang baik.
“Kita belum membincangkan sisi negatifnya. Pasti ada sisi negatifnya. Yang negatif harus diteliti juga, biar kita tidak terjerembab ke dalam kubangan. Yang positif diteliti, dikembangkan, masuk dalam pendidikan, disebarkan secara luas pada masyarakat,” jelasnya. (hh)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua