Sebagai sebuah wadah berkumpul, Majelis Zikir Istiqamah Syathariyah (Mazis) Padang Pariaman merasakan betul betapa dampak sebuah pemberitaan yang dilakukan media massa terhadap dinamika perkembangan organisasinya. Organisasi tempat berkumpul para ulama itu, kemarin melakukan dialog dan ceramah jurnalistik bersama Kontributor NU Online, Bagindo Armaidi Tanjung dan wartawan Singgalang di Pariaman, Ahmad Damanhuri, Jum'at (1/4).
Dalam dialog tersebut, Armaidi Tanjung menyampaikan betapa media massa, baik cetak maupun elektronika mempunyai peran yang sangat strategis dalam menyebarluaskan informasi. Dan hal itu juga berdampak pada perkembangan dinamika perjalanan dakwah yang dilakukan oleh ulama, sebagai suluah bedang ditengah masyarakat.
>
Kini, kata Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumbar itu, dakwah lewat media telah merambah kehidupan masyarakat. Berbagai sarana media online telah menembus batas diantara satu negara terhadap negara lainnya. "Dengan ini pula, kita merasakan, betapa dekat dan kecilnya dunia ini. Banyak keuntungan yang didapatkan bila kita mampu dan mau memanfaatkan sarana media tersebut, sebagai pengembangan dakwah, misi visi kelompok kita," kata Armaidi.
Sementara, Damanhuri menyampaikan, hakikat seorang pencari dan pembuat berita adalah sama halnya dengan seorang ulama pendakwah. Dia harus independen, bisa masuk kesemua lini kehidupan masyarakat.
"Kalau oragnisasi semisal Mazis melakukan pertemuan diantara sesama pengurus, itu tidak akan punya arti, kalau tidak disebarkan lewat media informasi. Tetapi, apabila melibatkan seorang wartawan, dan hasil pertemuan atau hasil kegiatan demikian disebar-luaskan lewat media tempat wartawan itu bekerja, maka cerita selanjutnya akan lain," kata dia.
Menurut mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa, Padang ini, seseorang bisa dianggap hebat lantaran banyak terpublikasi pada media. Dan seorang pejabat publik bisa jatuh dari jabatannya, lantaran pengaruh besar dari sebaran opini publik media.
"Saatnya kelompok masyarakat, apalagi Mazis, sebuah wadah tempat menggerakkan tradisi keulamaan, untuk bisa bekerjasama yang baik dengan berbagai sarana media yang ada, dalam membangun masyarakat yang lebih baik lagi," ungkapnya.
Damanhuri melihat tradisi keulaman yang pernah berkembang dengan dinamikanya di Padang Pariaman, yang kini digerakkan kembali oleh Mazis, harus banyak dilakukan publikasinya. Betapa arus globalisasi dengan kecanggihan media akan menggilas adat dan tradisi yang dianggap kuat dulunya. Disinilah peran para pengurus dengan pihak media, agar tradisi tersebut tidak dianggap mati dan punah begitu saja. Begitu juga sisi lain kehidupan masyarakat. Dakwah yang dilakukan saat ini dan kedepannya, tidak lagi terpaku soal pengajian agama, tetapi bagaimana soal pertanian, kesehatan, kemiskinan, keterbelakangan masyarakat, juga menjadi fokus oleh para ulama, dalam melakukan dakwahnya. (arm)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
6
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
Terkini
Lihat Semua