Warta

Kerusuhan Poso Disebabkan Penurunan Kemampuan Intelejen

NU Online  ·  Senin, 13 Oktober 2003 | 10:47 WIB

Jakarta, NU Online 
KH Hasyim Muzadi mengatakan bahwa penurunan kemampuan intelejen Indonesia menyebabkan terjadinya kerusuhan di Poso yang mengakibatkan 9 orang tewas sehingga koordinasi intelejen perlu ditingkatkan agar peristiwa yang sama tidak terulang kembali di masa depan.

Pernyataan pernyataan tersebut disampaikan di sela-sela acara “Jakarta International Conference dengan tema Strategi Dakwah Menuju Ummatan Wasatho dalam Menghadapi Radikalisme” yang diselenggarakan LDNU dan Muhammadiyah.

<>

"Bagaimana gerakan intelijen kita dapat  dikoordinasikan karena akar masalahnya tidak selalu tampak di permukaan," ujarnya. Selama ini koordinasi antar Polri dan TNI hanya menunggu ketika dibutuhkan dan tidak ada mekanisme yang terjadi secara otomatis sehingga reaksinya bisa cepat.

Menurutnya Kerusuhan tersebut harus ditangani dengan dua pendekatan, yakni dengan pendekatan keagamaan dan pendekatan keamaan. Dengan pendekatan keagamaan, ia mengharapkan agar para tokoh agama segera datang ke Poso guna membantu mengatasi konflik. "Saya setiap saat bersedia bersama-sama dengan Ketua PGI, Ketua Muhammadiyah untuk meredakan konflik itu," tambahnya.

Sedangkan mengenai pendekatan keamanan, ia berpendapat bahwa ini adalah tanggung jawab polisi. “nanti bisa diukur apakah polisi perlu bantuan TNI atau tidak, yang pasti keduanya harus melakukan koordinasi,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa konflik agama baru terjadi dalam lima tahun belakangan ini “Ini adalah sesuatu yang baru di Indonesia yang disebabkan kepentingan politik yang diagamakan atau kepentingan agama yang dipolitikkan,” jelasnya

Ia mencontohkan bahwa kerusuhan yang bertema agama belum tentu disebabkan oleh agama, contohnya konflik antara suku Dayak dan suku Madura di Sampit disebabkan oleh masalah keamanan dan ekonomi, bukan karena masalah etnik.(mkf)