Ketua NU Maluku Ajak Umat Islam "Kawal" Perayaan Natal
NU Online Ā· Sabtu, 23 Desember 2006 | 01:59 WIB
Ambon, NU Online
Ketua NU Maluku, Rahman Holle mengajak umat Islam agar tetap memelihara jalinan keharmonisan dengan saudara-saudara Kristen dengan senantiasa "mengawal" pelaksanaan perayaan Natal, 25 Desember maupun TahunĀ Baru 1 Januari 2007.
"Umat Islam harus berperanserta memelihara suasana damai sebagai wujud kekentalan hubungan orang "basudara (saudara-red) yang dibingkai budaya "Pela dan Gandong" sebagai cerminan hidup para leluhur agar kondisi keamanan Maluku semakin kondusif guna mendukung percepatan pemulihan daerah ini paska konflik sosial sejak tahun 1999 lalu," katanya di Ambon, Jumat.
<>Holle yang juga anggota DPRD Maluku ini menegaskan, memelihara suasana damai yang dihimbaukan bagi umat Islam tidak bermaksud sebagai ungkapan "balasan" sebagaimana dibuat umat Kristen saat pelaksanaan Bulan Suci Ramadhan, pawai malam takbiran dan Idul Fitri 1427 Hijriah.
"Pastinya, kita sebagai orang basudara harus tunjukkan bagi masyarakat di tanah air maupun dunia bahwa sesungguhnya Maluku ini benar-benar sudah aman dengan rakyat mendambakan hidup berdampingan secara damai sebagai cerminan jalinan keharmonisan antarumat beragama yang sebelum konflik menjadi teladan, baik nasional maupun Internasional," tandasnya.
Holle menghimbau umat Islam, terutama Ormas Islam agar saat perayaan Natal dengan kesadaran hati "mengawal" umat Kristen menjalani acara seremonial keagamaannya sebagaimana saat Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku(AM GPM) berlakukan demikian ketika Bulan Suci Ramadhan, pawai malam takbiran, Sholat ied maupun Idul Fitri 1427 Hijriah.
"Kami harus bersatu padu untuk Maluku ke depan lebih cerah sehingga investor asing, Wisman NGO Internasional maupun pemerintah negara-negara sahabat intensitas kunjungan ke daerah ini semakin tinggi,"ujarnya.
Holle dengan kebesaran hati optimis kondisi keamanan Maluku semakin kondusif ini mendorong program pemulihan paska konflik sehingga masyarakat bisa meningkatkan kesejahteraannya.
"Bayangkan konflik sosial mengakibatkan sekitar 56 persen dari penduduk Maluku sebanyak 1,3 juta jiwa tergolong miskin. Jadi, semua komponen bangsa harus berperanserta memelihara kondisi keamanan semakin kondusif sehingga mendorong percepatan pemulihan," tuturnya. (ant/mad)
Terpopuler
1
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
2
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua