Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan KH Mutawakkil Alallah menyesalkan sikap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Probolinggo dr Endang Astuti. Kadinkes dinilai ceroboh menetapkan status santri ponpes Zaha yang dirawat di RSUD sebagai suspect flu babi.
Kiai Mutawakkil menganggap pernyataan Kadinkes Endang ceroboh dan tidak berlandasan. "Saya sangat menyesalkannya. Saya sudah laporkan kepada bupati soal kecerobohan dr Endang ini," ujar pengasuh ponpes yang juga ketua PWNU Jawa Timur ini.<>
Menurutnya, pihak dinkes memang menyebut kata suspect yang berarti masih dugaan. Namun, persepsi masyarakat akan berbeda. Masyarakat yang mendengar pernyataan kepala dinkes tersebut bakal langsung menyatakan santri Zainul Hasan Genggong sudah positif flu babi.
Dengan begitu, kondusifitas di Kabupaten Probolinggo pun bakal terganggu. Masyarakat malah tambah resah dengan statemen yang menurut Kiai Mutawakkil belum jelas kebenarannya secara medis itu.
"Saya tidak tahu apa landasan dr Endang mengatakan suspect flu burung. Padahal 2 hari sebelumnya, dr Haris dan dokter klinik lainnya menyatakan (yang diderita santrinya) itu hanya ISPA biasa. Mungkin dr Endang yang tidak pengalaman," kata Kiai Mutawakkil, sebagaimana dilansir Radar Bromo,Kamis (23/7).
Ia mengingatkan, secara medis belum ada hasil laboratorium yang menyatakan bahwa santri Genggong benar-benar terkena virus A-H1N1. Salah satu santri yang kondisinya lumayan parah dan sudah dilarikan ke RS Dr Soetomo Surabaya pun sampai kemarin pukul 20.00 hasil laboratotiumnya masih belum keluar.
"Saya dengar-dengar kabarnya kemungkinan besar ISPA. Karena itu saya akan meluruskan masalah ini. Besok (hari ini) jam 10.00 saya akan berikan informasi hasil pemeriksaan laboratorium dari RS Dr Soetomo. Itu hasilnya bisa dipertanggung jawabkan. Daripada cuma omongan yang membuat kondisi daerah tidak kondusif," jelas Kiai Mutawakkil.
Ia menyatakan, sebenarnya adalah hal yang biasa kalau santri ponpesnya banyak yang sakit di awal masuk pelajaran. Sebab, para santri yang kini banyak sakit itu adalah para santri baru. Mereka, para santri baru, itu masih belum terbiasa dengan kondisi lingkungan ponpes.
"Kebanyakan itu masih belum terbiasa hidup bersama-sama di pondok. Kemudian jatuh sakit. Jadi itu sakit biasa. Dokter Endang itu tidak tahu kondisi lingkungan di ponpes," jelas Kiai Mutawakkil.
Dari beberapa santri yang sudah dirawat di RSUD, dijelaskan Kiai Mutawakkil, sebagian besar sudah banyak yang kembali ke ponpes. Untuk menganstisipasi penularannya, pihak ponpes telah menyiapkan satu ruangan khusus di tiap asrama. Itu berfungsi untuk mengarantina santri yang sakit. Sebelum sembuh, santri tersebut masih harus berada di ruangan tersebut.
"Selain itu kami juga menguras bak-bak air, tandon air dan membersihkan lingkungan ponpes. Dengan begitu insyaallah virus sudah tidak merebak lagi di lingkungan ponpes," jelas Kiai Mutawakkil. (min)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua