Warta

Konfercab II NU Australia Dilakukan secara ”Virtual”

Kam, 31 Mei 2007 | 05:32 WIB

Canberra, NU Online
Konferensi Cabang (Konfercab) II Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand  (PCI-NU ANZ) kali ini dilakukan secara virtual. Panitia dan peserta konferensi tidak bertatap muka secara langsung. Mereka melakukan sidang-sidang komisi hanya melalui fasilitas email dan telekonferensi dengan bantuan fasilitas Yahoo Messenger.

Konfercab dimulai pada 19 Mei lalu dan berakhir hari ini, Kamis (31/5), menjelang berakhirnya masa khidmat 2005-2007.

<>

Menurut Eko Ernada, ketua panitia Konfercab II PCI-NU ANZ, cara virtual dilakukan untuk mengatasi sejumlah peserta yang tersebar di seluruh benua Australia. Hal ini juga dibenarkan oleh Suseno Hadi, pengurus NU Brisbane yang juga merangkap kordinator Tim Formatur Konfercab PCI ANU ANZ II.

Sekalipun tidak bertatap muka secara langsung, pelaksanaan Konfercab tidak mengurangi keseriusan para peserta konferensi virtual ini. Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang sudah dibagikan secara merata kepada seluruh peserta konferensi mendapat tanggapan yang cukup beragam dari peserta konferensi.

Materi LPJ yang paling banyak mendapatkan perhatian dari peserta adalah tentang sejarah berdirinya PCI NU Australia yang dinilai beberapa peserta kurang lengkap. Salah seorang peserta konferensi, dari Melbourne Tony Indranada, mengusulkan agar penulisan sejarah berdirinya NU ditulis secara lengkap dan dikirim ke beberapa pengamat NU di Australia.

Pernyataan senada juga dikemukakan oleh Su’aidi Asyari, Mahasiswa S3 dari Melbourne Univerisity. Menurutnya, penulisan sejarah ini sangat penting untuk membangun tradisi tulis di dalam tubuh NU.

”Saya sendiri yang kebetulan menulis disertasi tentang NU di luar Jawa merasakan betapa sulitnya mencari data-data sejarah tertulis tentang kepengurusan NU di daerah-daerah,” tandas dosen IAIN Jambi ini.

Para peserta konferensi tidak banyak mempermasalahkan laporan keuangan karena kepengurusan kali ini mengalami surplus keuangan. Hal ini menurut Tony Indranada disebabkan sumbangan uang yang diterima dari PBNU kepada pengurus PCI-NU ANZ di awal kepengurusan tidak banyak digunakan karena masing-masing anggota NU sering mengeluarkan uang dari koceknya masing-masing untuk membiayai kegiatan.

Ketua Tanfidhiah PCI NU ANZ (2005-2007), Arif  Zamhari, mengaku sangat kagum dengan semangat pengorbanan warga nahdliyin NU di Australia. Mereka tidak hanya meluangkan tenaga, tapi juga dana untuk menopang setiap kegiatan NU.

”Rata-rata mereka adalah student atau permanent resident, walaupun dengan kesibukannya yang berjimbun, mereka tetap aktif merawat NU. Bantuan mereka sungguh sangat berharga untuk mengembangkan misi Islam yang ramah di negeri Kangguru ini,” katanya.

Dalam kesempatan konferensi itu juga, mahasiswa semester akhir Pascasarjana di ANU itu mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pengurus dan warga NU yang telah membantu mengembangkan NU di Australia dan New Zealand.

”Kami tidak bisa memberikan imbalan apapun atas hasil jerih payah teman-teman selama ini. Semoga Allah SWT yang akan membalas amal baik itu dengan yang lebih baik,” tegasnya.(anz/nam)