Warta

Konferensi Mekah Buahkan Rekonsiliasi Sunni-Syiah

NU Online  ·  Jumat, 6 Juni 2008 | 19:29 WIB

Mekah, NU Online
Konferensi internasional untuk untuk dialog lintas madzhab Islam dan lintas agama yang diselenggarakan di Mekkah (4-6/6) banyak membuahkan hasil. Konferensi itu meneguhkan rekonsiliasi antara madzhab Syiah dan Sunni. Raja Abdullah dari Saudi Arabia, figur penting Sunni, memasuki ruang pertemuan bersama-sama dengan politisi Syiah Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani.

Sejumlah tokoh senior Syiah juga diundang menghadiri konfrensi tersebut, seperti pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ayatollah Agung Mohammed Hussein Fadlallah dari Lebanon, dan pemimpin Hezbollah Sheikh Hassan Nasrallah. Mereka bertiga tidak hadir, tetapi Fadlallah mengirim putranya, Sayyed Ali Fadlallah.<>

Dengan mengundang Rafsanjani, Arab Saudi mengisyaratkan tidak memiliki persoalan dengan Syiah. Rafsanjani mengatakan kepada delegasi yang hadir bahwa sebelum umat Muslim berdialog dengan umat agama lain, umat Muslim harus menghilangkan perbedaan dan perselisihan di kalangan sendiri.

”Kita harus saling mendukung, bukannya melemahkan atau merendahkan reputasi pihak lain. Sebagai seorang Muslim dan seorang Syiah, saya katakan kepada Anda sekalian bahwa banyak kesamaan di antara kita dan tidak perlu melihat adanya perbedaan,” ujar Rafsanjani.

Dialog Sunni-Syiah semakin menemukan titik terang. Di Iran, jantung kota Syiah, telah didirikan dewan dialog antar madzhab, seperti halnya di jantung Sunni Al-Azhar, Kairo, Mesir, juga didirikan dewan yang sama. Al-Azhar bahkan menjadikan fikih Imam Ja’far al-Shadiq sebagai salah satu fikih yang diakui (mu’tabar). (kom/apf/atj)