Warta

Konflik Agama di Indonesia Lebih Kecil Dibanding Negara Lain

Kam, 18 September 2008 | 08:15 WIB

Jakarta NU Online
Konflik agama yang terjadi di Indonesia jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan negara-negara lain seperti India, Palestina dan Vietnam ataupun Kamboja.

”Dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia masih cukup memiliki tenggang rasa antar pemeluk agama,” kata Ikrar Nusabakti, Peneliti LIPI di sela-sela acara dialog kebangsaan Sikap Negara terhadap Konflik antar Agama di Jakarta, Rabu (17/8).<>

Rata-rata konflik ini muncul di Indonesia setelah bergulirnya reformasi pemerintahan. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan wibawa pemerintah di hadapan warga negara.

”Selain ekonomi, otonomi daerah juga salah satu hal yang memperluas eskalasi pertikaian yang menjadikan perbedaan agama terseret ke dalam konflik dan salah satu alat propaganda dalam setiap konflik di daerah, bahkan di pusat sekalipun,” ungkapnya.

Kondisi lingkungan yang berhimpit dan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi di ibu kota juga salah satu unsur pemicu munculnya konflik antaragama. Kasus yang terjadi antara mahasiswa Sekolah Tinggi Theologi Injil Arastamar (SETIA) dengan masyarakat Kampung Pulo Kelurahan Pinang Ranti Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur adalah bukti konflik yang dipicu oleh unsur-unsur ini.

”Rendahnya tingkat perekonomian dan perbedaan karakter kesukuan yang berhimpit dalam satu lingkungan pemukiman merupakan pemicu utama. Sementara perbedaan agama yang mengikuti perbedaan suku adalah unsur pendukung munculnya ketegangan di antara warga,” terangnya.

Ikrar mengatakan, konflik hanya bisa dicegah jika terjadi sinergi antara pemerintah, dalam hal ini pemegang kebijakan dan aparat keamanan, dan para pemuka agama.

”Negosiasi merupakan jalan menyelesaikan pertikaian yang harus melibatkan pemerintah dan para pemuka agama,” tandasnya. (min)