LDNU Bina 50 Kader Dakwah dari Daerah Transmigrasi
NU Online · Kamis, 2 Oktober 2008 | 04:53 WIB
Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) berencana mendidik 50 kader dakwah dari daerah-daerah transmigrasi di luar pulau Jawa. Rencana ini akan diwujudkan melalui pembinaan kader dakwah usia SMU di Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur.
Kelima puluh kader ini akan dididik di pesantren selama tiga bulan. Kemudian mereka dipersilahkan untuk kembali ke daerah asalnya masing-masing. Hal ini dinyatakan oleh KH Ahmad Nuril Huda, Ketua PP LDNU kepada NU Online di Gedung PBNU, Jl, Kramat raya, Jakarta Pusat, selepas shalat Idul Fitri kemarin (1/10).<>
Menurut KH Ahmad Nuril Huda, Ketua PP LDNU, pembinaan ini berfungsi untuk meneruskan estafet dakwah Islam kepada generasi muda yang lahir di daerah-daerah transmigrasi. Sehingga kelak mereka akan kembali ke daerahnya masing-masing untuk meneruskan perjuangan Islam.
”Hal ini dirasa lebih efektif dibandingkan jika kita mengutus para dai ke daerah-daerah transmigrasi. Dengan demikian, kendala-kendala klasik pengutusan para dai, seperti tidak krasan atau kurang direspon positif oleh penduduk transmigran karena dianggap sebagai orang luar, diharapkan dapat teratasi, katanya.
Kyai Nuril –sapaan akrabnya, menambahkan, program ini akan menyertakan para kader dakwah dari daerah Kalimantan, Sulawesi, Lampung, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara yang telah mengikuti seleksi pembinaan sebelumnya.
”Kami berharap, program ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga kader-kader dakwah di daerah transmigrasi tidak mengalami keterputusan generasi,” tandasnya. (min
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
2
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
3
Upah Guru Ngaji menurut Tafsir Ayat, Hadits, dan Pandangan Ulama
4
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
5
Pakar Linguistik: One Piece Dianggap Representasi Keberanian, Kebebasan, dan Kebersamaan
6
IPK Tinggi, Mutu Runtuh: Darurat Inflasi Nilai Akademik
Terkini
Lihat Semua