Lebaran Belum Usai, Berbagai Daerah Gelar Syawalan Esok Hari
NU Online · Selasa, 6 September 2011 | 10:40 WIB
Jakarta, NU Online
Meski arus mudik menuju Jakarta dan kota-kota besar lainnya sangat padat, dan sebagian penduduk yang mengais rejeki di luar kota telah kembali meninggalkan kampung halamannya masing-masing, namun kota-kota di seluruh Pulau Jawa masih menyisakan satu hari lagi perayaan liburan yakni Syawalan.<>
Perayaan ini diselenggarakan secara serentak pada hari ke-8 bulan Syawal setiap tahunnya. dan pada hari ini pula, biasanya secara serentak ketupat di makan bersama-sama. Hal ini berbeda dengan promo Lebaran di berbagai media yang telah memasang ketupat sejak hari pertama lebaran. Sementara di kota-kota pulau jawa, ketupat baru dibuat pada hari ketujuh dan dinikmati pada hari kedelapan.
pada perayaan hari kedelapan, yang biasa disebut sebagai Syawalan ini, masyarakat santri di Jawa menghabiskan waktu mereka seharian untuk berziarah ke makam-makam leluhur atau para wali di masing-masing kota/daerah. Masyarakat umum biasanya menghabiskan seharian waktu mereka untuk mengunjungi tempat rekreasi dan objek-objek wisata lokal. Ini berbeda dengan lokasi-lokasi rekreasi di Jakarta yang telah penuh sejak hari pertama libur lebaran.
Di kota-kota sepanjang Pantura Jawa Tengah seperti Semarang dan sejalurnya, Syawalan sering disebut juga Dugderan. Sementara Syawalan di Situbondo lebih dikenal dengan sebutan Telasan Lontong .
Kota-kota yang menggelar acara Syawalan antara lain adalah Cirebon, Pekalongan, Kendal, Pati, Gresik, Sidoarjo, Kediri, Trenggalek bahkan hingga Sumenep. Syawalan di Situbondo lebih dikenal dgn sebutan Telasan Lontong
Sebagai kota santri, earga Cirebon menggelar acara Syawalan dengan ritual ala santri, yakni berziarah dan berdoa bersama.
Syawalan Kaliwungu kendal adalah gabungan wisata religius dan wisata modern. Sejumlah pengunjung datang ke tempat itu hanya sekedar untuk berbelanja pakaian ataupun mencari hiburan. Banyak pengunjung yang datang untuk tujuan utama -berziarah pada sejumlah makam tokoh penyebar agama Islam di pemakaman Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu seperti, makam Kiai Guru atau Kiai Asy'ari, Sunan Katong, Kiai Mustofa, dan Wali Sya'fak.
Sementara Syawalan di Jombang, dilaksanakan dengan tradisi makan ketupat bersama-sama di jalan tengah kampung. Seluruh kampung berkumpul di sepanjang jalan yang telah ditutup dan bersama-sama menggelar doa sebelum makan Ketupat bersama-sama. Malam menjelang tanggal 8 Syawal di desa Keras Kecamatan Diwek Jombang misalnya, ada pesta mercon dengan pengunjung yang mencapai ribuan.
Di Jepara, warga masyarakat selalu mendatangi objek wisata Pantai Kartini, pantai Bandengan atau Benteng Portugis untuk merayakan Syawalan.
Sedangkan Syawalan di Tayu Pati atau biasa disebut Lomban dirayakan dengan menggelar lomba perahu hias di sepanjang kali Tayu.
Bagi penduduk Sumenep, berkah Syawalan atau Lebaran Ketupat adalah melimpahkan rejeki kepada para pedagang kecil. Mereka yang menjajakan berbagai keperluan untuk acara makan ketupan dipastikan akan menangguk keuntungan besar.
Penulis : Syaifullah Amin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
4
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
5
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Prabowo Serukan Solusi Dua Negara agar Konflik Israel-Palestina Reda
Terkini
Lihat Semua