Warta

Maftuh Basyuni: Ukhuwah Islamiyah Meningkatkan Kualitas Hidup

NU Online  ·  Rabu, 23 Maret 2011 | 15:15 WIB

Jakarta, NU Online
Ukhwah islamiyah (persaudaraan sesama Muslim) dapat meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam. Karenanya, Masyarakat Muslim harus mempererat ukhwah islamiyah jika ingin meningkatkan kualitas kehidupannya.

Demikian dinyatakan mantan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni  di Jakarta, Selasa (22/3). Menurut Maftuh, persatuan atau ukhuwah menjadi penting lantaran umat Islam dewasa ini mudah tersulut yang berujung pada tindakan kekerasan. Bukan saja antarumat berbeda agama, tetapi antarumat Islam pun gontok-gontokan.
/>
"Jangan gontok-gontokan hanya persoalan kecil. Ingin dapat tambahan kuota haji saja, berunjuk rasa ke Kementerian Agama. Cara unjuk rasa pun dilakukan di luar kepatutan Islam," tutur Maftuh yang juga Ketua Dewan Pembina Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) ini, saat memberikan tausiyah pada Hari Ulang Tahun (HUT) KE-21 IPHI.

Dewasa ini, lanjut Maftuh, ada kelompok yang memiliki paham berbeda. Yaitu, Ahmadiyah. Hanya karena perbedaan faham, lantas pengikutnya lalu dimusuhi. Padahal dalam ajaran Islam, mereka itu yang memiliki paham sesat harus diluruskan pandangannya.

"Memberi nasihat kepada yang sesat adalah tugas bersama bagi umat Islam," tandas Maftuh.

Lebih lanjut, Maftuh menjelaskan, di sisi lain umat Muslim tak punya hak untuk memaksa mereka (Ahmadiyah) untuk ikut. Namun jika diberikan penjelasan secara benar, maka pandangannya akan berubah.

Untuk meluruskan pandangan sesat itu, menurut dia, memang tak mudah. Demikian juga jika Ahmadiyah dibubarkan masalah tak akan selesai. Namun jika umat Islam bersatu, hal itu akan dapat diselesaikan dengan baik.

Maftuh memberi contoh ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah ke kota Thoif untuk memeluk Islam, tapi Nabi Muhammad SAW dicaci dan dilempari kotoran.

Saat malaikat Jibril marah karena Nabi Muhammad SAW diperlakukan demikian, dan ingin memberi balasan dengan cara menenggelamkan warga Thoif, justru Nabi Muhammad SAW mendoakan mereka diberi hidayah.

Alasannya yang disampaikan Nabi saat itu adalah karena warga Thoif tak tahu berbuat demikian. "Ini merupakan salah satu contoh, yang kemudian hari, banyak warga Thoif masuk Islam," ungkap Maftuh. (ful)