Warta LIPUTAN HAJI

Masjidil Haram Gunakan Sistem Buka Tutup

Kam, 18 November 2010 | 04:58 WIB

Makkah, NU Online
Bukan hanya kawasan Puncak di Propinsi Jawa Barat Indonesia yang menggunakan sistem buka tutup untuk mengurangi kepadatan arus lalu-lintas. Masjidil Haram di Makkah al-Mukarromah juga melakukan hal yang sama, sistem buka tutup untuk kurangi kepadatan lalu-lintas.

Hanya saja bedanya, jika di Puncak sistem ini diberlakukan untuk mengurangi kemacetan akibat terlalu padatnya kendaraan (mobil) pada hari-hari libur. Maka di Masjidil Haram sistem ini digunakan untuk mengurangi kepadatan lalu-lintas manusia yang akan menjalankan sholat, thowaf dan sa'i. />
Di Masjidil Haram, sistem ini sudah digunakan sejak jamaah haji mulai memasuki kawasan Makkah dan ingin memusatkan ibadah di Masjdil Haram. Hingga Rabu (17/11) buka-tutup masih diterapkan di pintu-pintu masuk Masjidil Haram.

Para Askar berjaga-jaga di pintu masuk dan melarang jamaah memasuki Masjid. Jika para Askar sudah berbaris dan melarang jamaah masuk, maka jangan pernah berusaha untuk membujuk mereka agar memberikan jalan, karena usaha itu hanya akan sia-sia.

Para askar ini berbaris rapat di tiap pintu dalam rombongan peleton (sekitar 30-an personil) untuk menutup pintu selebar delapan meter. Mereka saling bergandeng tangan dan menghalangi para jamaah yang ingin menerobos masuk.

"Kenapa tidak boleh masuk?" tanya NU Online kepada salah seorang Askar yang menjaga pintu masuk Masjidil Haram.

"Nanti saja setelah sholat, tidak ada masalah jika ingin masuk," jawab sang askar dengan tetap bergeming (diam) di tempatnya semula. NU Online dan rombongan wartawan lainnya pun sholat di depan pintu. Sementara para askar pun melaksanakan sholat tanpa melepas sepatu lars mereka, sembari tetap menutup akses masuk Masjidil Haram.

Namun setelah sholat usai, tetap saja para askar menutup pintu-pintu masuk Masjidil Haram. "Kenapa tetap tidak boleh masuk?" tanya NU Online lagi.

"Tidak ada tempat lagi di dalam, silahkan naik tangga dan beribadah di lantai dua atau lantai tiga Masjid," jawab Askar itu.

Tanpa ada pilihan lain, para jamaah pun berjalan menuju tangga-tangga yang mengantarkan mereka menuju lantai dua dan lantai tiga. Di sana
pun rupanya ruangan untuk umroh adn sai juga cukup padat. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi).