Jakarta, NU Online
Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni mengimbau umat Islam di Indonesia agar menunggu keputusan sidang itsbat yang diselenggarakan guna menetapkan awal bulan suci Ramadhan 1429 H.
Sidang itsbat akan dilangsungkan di kantor Departemen Agama pada 31 Agustus dipimpin oleh Menteri Agama, diikuti oleh anggota Badan Hisab dan Rukyat serta pimpinan ormas-ormas Islam.<>
"Mengenai kapan awal puasa (Ramadhan) tunggu saja itsbat," kata Maftuh menjawab wartawan, seusai penganugerahan juara Keluarga Sakinah Teladan dan Kepala KUA Percontohan tahun 2008 sekaligus penutupan Rakernas Badan Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) di Jakarta, Ahad (17/8).
Menurut Maftuh, untuk menata masalah penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal dan 10 Dzulhijjah 1429 H akan dicari solusi yang terbaik. "Mengapa bisa beda, karena referensinya beda. Bagaimana semua sepakat satu referensi," katanya.
Sebelumnya Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Prof. Dr. Nasaruddin Umar menyatakan, keputusan salah satu ormas Islam yang sudah menetapkan awal Ramadhan melalui perhitungan hisab hakiki wujudul hilal jatuh pada 1 September, tanpa menunggu sidang itsbat, tidak mengikat bagi umat Islam di Indonesia.
Menurut dia, keputusan yang mengikat bagi masyarakat muslim di Indonesia tetap dilakukan setelah sidang itsbat oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Agama bersama perwakilan ormas Islam dan para pakar falak. (dpg/nam)
Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni mengimbau umat Islam di Indonesia agar menunggu keputusan sidang itsbat yang diselenggarakan guna menetapkan awal bulan suci Ramadhan 1429 H.
Sidang itsbat akan dilangsungkan di kantor Departemen Agama pada 31 Agustus dipimpin oleh Menteri Agama, diikuti oleh anggota Badan Hisab dan Rukyat serta pimpinan ormas-ormas Islam.<>
"Mengenai kapan awal puasa (Ramadhan) tunggu saja itsbat," kata Maftuh menjawab wartawan, seusai penganugerahan juara Keluarga Sakinah Teladan dan Kepala KUA Percontohan tahun 2008 sekaligus penutupan Rakernas Badan Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) di Jakarta, Ahad (17/8).
Menurut Maftuh, untuk menata masalah penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal dan 10 Dzulhijjah 1429 H akan dicari solusi yang terbaik. "Mengapa bisa beda, karena referensinya beda. Bagaimana semua sepakat satu referensi," katanya.
Sebelumnya Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Prof. Dr. Nasaruddin Umar menyatakan, keputusan salah satu ormas Islam yang sudah menetapkan awal Ramadhan melalui perhitungan hisab hakiki wujudul hilal jatuh pada 1 September, tanpa menunggu sidang itsbat, tidak mengikat bagi umat Islam di Indonesia.
Menurut dia, keputusan yang mengikat bagi masyarakat muslim di Indonesia tetap dilakukan setelah sidang itsbat oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Agama bersama perwakilan ormas Islam dan para pakar falak. (dpg/nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 6 Renungan tentang Pergeseran Nilai dalam Kehidupan Modern
2
Khutbah Jumat: Derajat Manusia Sama, Iman dan Amal Saleh Pembedanya
3
Kemenag Buka Pendaftaran dan Beasiswa Al-Azhar Mesir, Ini Persyaratannya
4
Khutbah Jumat: Junjung Tinggi Persaudaraan, Tinggalkan Caci Maki dan Pertikaian
5
MTQ Nasional XXX 2024: Inilah Lokasi, Tema, dan Logonya
6
Pahala Shalat di Hotel Makkah Dilipatgandakan seperti Keutamaan di Masjidil Haram
Terkini
Lihat Semua
