Menghidupkan Pesantren, Memakmurkan Masjid
NU Online · Senin, 10 Mei 2010 | 05:14 WIB
Rais syuriyah PBNU KH Masdar F Mas’udi sepakat dengan program kembali ke pesantren yang dicanangkan oleh KH Said Aqil Siradj, tetapi ia berharap agar upaya memakmurkan masjid sebagai sektor hilir dakwah NU tak diabaikan.
“Pesantren itu mata airnya, hulunya, basis kulturalnya, ajarannya, masjid basis gerakannya. Di masjid orang duduk setara, ada partisipasi dari warganya, dan ada akuntabilitas,” katanya kepada NU Online, Senin (10/5).<>
Dijelaskannya, semua agama, basis gerakannya selalu berada di rumah ibadah, Kristen berbasis di geraja, Hindu di pura dengan kelompoknya yang bernama banjar sementara Islam adalah di masjid.
“Apalagi orang mengatakan masjid itu pusat kebudayaan, pesantren kan dulunya berkembang dari sebuah masjid, bukan pesantren dulu baru masjid,” ujarnya.
Namun ditambahkannya, masjid bukan sekedar tempat sholat, terdapat ruang serambi masjid yang bisa dipakai sebagai ruang publik untuk membicarakan berbagai kepentingan masyarakat sehingga tidak perlu merepotkan orang lain jika diadakan di rumah, apalagi di masjid tempatnya bersih dan sudah ada speaker untuk menyampaikan pengumuman.
“Ngak mungkin juga bicara provokatif di masjid, aspek spiritualnya juga membikin kita berkata lebih jujur. Ini malah, kalau di rumah tidak bisa. Gratis, terbuka, enak, nyaman, fasilitas mobilisasi ada. Barangnya sudah ada, tinggal memanfaatkan,” tandasnya. (mkf)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
4
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
5
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
6
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
Terkini
Lihat Semua