Warta

Mereka Menghafal Alquran Sambil Bekerja

Sen, 31 Mei 2004 | 05:59 WIB

Senegal, NU Online
Inilah sepenggal kisah dari kesungguhan anak Senegal, Afrika, untuk belajar Alquran dan menghafalkannya. Meski hidup dalam  kemiskinan, namun semangatnya tidak pernah padam.  Di sela bekerja dan kegiatan apapun, tampak Alquran  kecil dibaca oleh anak-anak muda di tempat pemberhentian reli dunia itu. Belajar, Menghafal Alquran dan bekerja, adalah keseharian sebagian besar anak muda Senegal.

Pagi itu, fajar baru saja menyingsing. Tampak Ali Musa beserta beberapa temannya yang usianya belum genap sepuluh tahun sudah siap meninggalkan desa menuju Dakkar, ibu kota Sinegal, guna belajar dan menghafalkan Alquran, sambil bekerja di kota.

<>

Mereka adalah anak-anak dari keluarga tak mampu. Oleh karena itu, seusai belajar di sekolah Alquran, mereka harus bekerja di tengah ratusan anak-anak peminta yang juga memenuhi kota padat penduduk itu. Sebagian mereka ada yang bekerja sebagai tukang lap mobil, sebagian lainnya sebagai pencuci piring di restoran dan hotel-hotel  Rata-rata mereka mendapatkan upah 100 saf (mata uang setempat) setiap harinya. Yang mengagumkan, meskipun mereka bekerja, Alquran tak lepas dari saku bajunya. Setiap ada kesempatan, mereka tampak dengan khusuk mengaji.

Magrib tiba, mereka pun segera kembali ke penginapannya. Setelah shalat isya mereka tidur di atas tikar untuk menyambut hari esok guna belajar Alquran dan bekerja lagi.

Harian One Africa, Senin,  melaporkan, setelah khatam 30 juz, mereka akan kembali ke desanya di pedalamanan padang pasir guna berdakwah dan mengamalkan ilmunya. Inilah harapan ayah dan ibu mereka meskipun berada dalam kemiskinan.

95% penduduk Sinegal adalah muslim, mayoritas dari mereka berada di bawah garis kemiskinan. Meski demikian, mereka membiasakan mengirimkan anak-anaknya untuk belajar Alquran dan akhlak Islam semenjak Islam masuk ke negeri itu 800 tahun lalu di bawah Syekh Abdullah bin Yasin dan muridnya Abi Bakar Umar al-Lumtuni dan Yusuf bin Tachfin. (MA/io)