Warta AWAL RAMADHAN

Meski Berbeda, NU Tetap Ikuti Sidang Itsbat

Kam, 20 Agustus 2009 | 05:01 WIB

Jakarta, NU Online
Meski berbeda dengan pemerintah dalam dalam penetapan awal Sya’ban 1430 H, Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (NU) dipastikan tetap akan mengikuti sidang itsbat penetapan awal Ramadhan 1430 H.

Sidang itsbat awal Ramadhan dilakukan pada setiap tanggal 29 Sya’ban, sementara pada sidang itsbat hari ini NU baru berada pada tanggal 28 Sya’ban karena berdasarkan rukyatul hilal penentuan awal bulan Sya’ban pada 22 Juli 2009, hilal (bulan sabit) tidak terlihat.<>

Kepastian mengikuti sidang itsbat itu disampaikan Sekretaris Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah H Nahari Muslih di sela sidang pleno Lajnah Falakiyah di Jakarta, Sabtu (15/8) lalu.

”Kami tetap mengikuti sidang itsbat meskipun awal Sya’ban berbeda dengan pemerintah. Rapat pleno telah membicarakan apa yang perlu disampaikan dalam sidang itsbat nanti,” katanya.

Kamis (20/8) petang nanti sebelum dilakukan sidang itsbat beberapa tim rukyatul hilal yang berada di bawah koordinasi Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama akan melakukan rukyatul hilal di beberapa titik rukyat di Indonesia.

Sementara tim rukyat Lajnah Falakiyah di sedikitnya 35 titik rukyat di Indonesia baru akan melakukan rukyatul hilal pada Jum’at (21/8) petang besok.

Ketua PP Lajnah Falakiyah KH Ghazalie Masroeri kepada NU Online Rabu (20/8) kemarin menyatakan Rukyat bulan tua Sya’ban Yang dilakukan Lajnah Falakiyah di Yogyakarta, Gresik dan Jepara menunjukkan bahwa bulan masih tinggi, sekitar 15 derajat.

”Pantas disebut tanggal 27 Sya’ban. Seharusnya rukyat untuk awal Ramadhan 1430 H jatuh pada hari Jum’at, 21 Agustus,” katanya.

Namun menurut Kiai Ghazalie, hari ini tim rukyat Lajnah Falakiyah tetap akan mengadakan rukyatul hilal di beberapa titik, bukan sebagai penentu awal bulan namun sebagai observasi biasa saja. (nam)