Umat Islam diharapkan membatasi diri untuk tidak menonton televisi secara berlebihan di bulan Ramadhan. Masyarakat hendaknya dapat memilih tayangan-tanyangan yang menambah wawasan keilmuan daripada hiburan semata.
Demikian dinyatakan Pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan, Surabaya, KH Miftakhul Akhyar, di Surabaya, Senin (24/8). Menurutnya, cara menonton televisi dengan tahu batas itu merupakan hal yang penting, mengingat Ramadhan merupakan bulan 'obral' pahala dari Allah SWT.<>
"Kalau kita seharian tidak tidur dan hanya nonton televisi, maka kita mungkin akan tergolong orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa, kecuali lapar dan haus. Padahal kita harus tetap menggunakan waktu untuk bekerja dan beribadah, termasuk membaca Al Quran," terang Miftakhul Akhyar.
Lebih lanjut, Miftakhul Akhyar menjelaskan, Jika orang yang berpuasa hanya menonton televisi terus, maka akan rugi besar. padahal pahala benar-benar dicurahkan Allah SWT selama Ramadhan. Misalnya ibadah wajib dihitung hingga 70 kali lipat, sedangkan ibadah sudah dihitung sebagai ibadah wajib.
"Orang yang berpuasa dengan mengendalikan diri dalam keseharian merupakan kelompok minoritas, karena mayoritas orang yang berpuasa justru hanya mendapatkan lapar dan haus. Jadi, berpuasa dengan menjadi kelompok minoritas justru bagus, sebab puasanya membuahkan hasil," jelasnya. (min)
Terpopuler
1
PBNU Tunjuk Ali Masykur Musa Jadi Ketua Pelaksana Kongres JATMAN 2024
2
GP Ansor DIY Angkat Penjual Es Teh Sunhaji Jadi Anggota Kehormatan Banser
3
Ulama Sufi Dunia Syekh Muhammad Hisham Kabbani Wafat dalam Usia 79 Tahun
4
GP Ansor Jatim Ingin Berangkatkan Umrah Bapak Penjual Es Teh yang Viral dalam Pengajian Gus Miftah
5
Gus Miftah Sambangi Kediaman Bapak Penjual Es Teh untuk Minta Maaf
6
Khutbah Jumat: Meraih Keselamatan Akhirat dengan Meninggalkan 6 Perkara
Terkini
Lihat Semua