Warta

Muchit Muzadi: NU Independen Berarti Tidak Harus Netral

NU Online  ·  Jumat, 4 Juni 2004 | 09:08 WIB

Jakarta, NU Online
Anggota Syuriyah PBNU KH Muchit Muzadi menyatakan bahwa saat ini banyak orang yang berbicara tentang khittah NU, tetapi banyak diantara mereka yang membicarakannya sesuai dengan frame kepentingan mereka.

Ia menjelaskan bahwa NU memiliki fungsi yang komprehensif, mulai dari agama, pendidikan, sampai dengan politik. Dari sekian banyak teks khittah yang ditulis, hanya 2 alinea yang menyatakan kaitannya dengan partai politik sedangkan lainnya berkaitan dengan masalah kemasyarakatan. “NU sebagai jam’iyah tidak terikat dengan organisasi politik dan organisasi kemasyarakat manapun,” ungkapnya.

<>

“Tidak terikat artinya NU independen. Makna independen adalah ia tidak harus netral, satu waktu bisa dekat ke kanan dan dilain waktu bisa dekat ke kiri sesuai dengan maslahatnya bagi NU,” tambah salah satu konseptor khittah NU 1926 tersebut.

Jadi, jika NU dekat PKB untuk aspirasi politik warganya, ini tidak menyalahi khittah dan warga NU sebagai bagian dari negara tetap memiliki hak politik yang dilindungi oleh negara untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif atau saat ini menjadi calon presiden atau wakil presiden.

Karena itulah, berkaitan dengan beberapa calon wapres dari NU, semuanya patut didukung. Akan tetapi untuk kepentingan strategis, harus didukung salah satu agar dapat memenangkan pertarungan dengan calon lain yang bukan NU.

Lebih lanjut Muchit Muzadi menjelaskan bahwa tokoh NU yang patut didukung adalah tokoh yang selama ini sudah terbukti memberi kontribusi paling banyak kepada NU. Akan tetapi Muchit Muzadi tidak menunjuk salah satu tokoh dari NU. Ia mempersilahkan warga NU menilainya sendiri.

Berkaitan dengan tuntutan beberapa elemen muda NU agar NU steril dari kegiatan politik, Muchit menyatakan bahwa hal tersebut sah-sah saja. “Sterilisasi ormas seperti NU boleh, tapi ojo nemen-nemen, NU bukan parpol, tetapi memiliki kekuatan politik,” tegasnya.(mkf)