MUI di Sumsel Haramkan Gelandangan dan Pengemis
NU Online · Ahad, 22 Agustus 2010 | 22:22 WIB
Majelis Ulama Indonesia, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan mengharamkan kegiatan gelandangan dan pengemis saat memasuki bulan Ramadan.
Ketua MUI setempat Deni Priansyah, di Pagaralam, Ahad, mengatakan apa yang dilakukan gelandangan dan pengemis (gepeng) itu merupakan tindakan merendahkan derajat dan martabat manusia bukan hanya di mata manusia, tapi termasuk di hadapan Tuhan.<>
Gejala itu saat ini mulai muncul setiap memasuki bulan Ramadhan 1431 Hijriah, katanya.
"Kita mencium ada indikasi tindakan dilakukan gelandangan pengemis yang menyebar hampir ada di berbagai tempat tersebut bukan murni atas inisiatif mereka sendiri, tapi terorganisir, ada aktor di baliknya," kata dia.
Kenapa MUI mengharamkan, menurut Deni, ajaran agama melarang seseorang berlaku merendahkan harkat dan martabat sebagai manusia yang sempurna.
"Artinya kalau ukuran di Negara Indonesia selagi orang yang bersangkutan mau bekerja, pasti akan menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari tidak harus mengemis," kata dia.
Ia mengatakan, sebetulnya persoalan ini juga harus ada jalan ke luarnya dan pemerintah juga perlu memberikan solusinya, sebab bukan tidak mungkin akan menimbulkan persoalan baru termasuk menurunkan kualitas moral.
"Kita sudah upayakan melakukan program melalui dana badan amil zakat (BAZ) untuk membantu menuntaskan kemiskinan. Melalui dana tersebut akan dapat dijadikan sebagai modal membuat usaha," kata dia lagi. (ant/sam)
Terpopuler
1
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
2
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
3
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
4
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
5
Pacu Jalur Aura Farming: Tradisi dalam Pusaran Viralitas Media
6
KPK Beberkan Modus Pemerasan Sertifikat K3 yang Berlangsung Sejak 2019
Terkini
Lihat Semua