Warta

Musabaqah Kitab Kuning II Gunakan Sistem IT

Sel, 13 Juni 2006 | 07:12 WIB

Kediri, NU Online
Kanwil Depag Jawa Timur selaku panitia Pelaksana Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat Nasional II di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri telah menyiapkan sistem penilaian secara IT (information technology). Sistem ini dipakai untuk menghindari rekayasa dan protes peserta sebagaimana terjadi pada tahap penyaringan di tingkat wilayah.

"Kami menyiapkan penilaian secara IT pada delapan majelis yang merupakan kategori lomba, sehingga setiap peserta selesai tampil akan langsung dapat melihat nilainya yang ada di layar. Bahkan penonton juga dapat mengetahui dan dapat melakukan protes bila ada kekeliruan pada saat itu juga," kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Amin Haedari kepada wartawan, Senin (12/6).

<>

Ajang unjuk kemampuan memahami kitab kuning ini baru akan dibuka oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni pada Rabu (14/6) malam. Acara inti MQK II akan berlangsung sampai 3 hari diikuti oleh delegasi dari 32 propinsi yang telah lolos dalam tahap penyaringan.

Tiap propinsi mendelegasikan 16 orang yang terdiri dari putra dan putri dengan dua tingkatan, wustho (menengah) dan ulya (tinggi), dan empat bahasan yakni tafsir, hadits, fikih dan lughoh (linguistik). Dikatakan, sebelumnya tidak ada bahasan lughoh dalam rancangan awal.

“Dari kalangan pesantren mengusulkan adanya tambahan lughoh karena ada pesantren yang memang spesialisasinya di lughoh,” kata Rodhi Sutrisno, salah seorang panitia pelaksana yang juga ketua santri pesantren Lirboyo.

Tingkat wustho dan ulya berturut-turut memakai standar kitab Tafsir Jalalain dan Al-Maraghi untuk bahasan tafsir, Bulughul Maram dan Fathul Bari untuk bahasan Hadits, Fathul Qarib dan Fathul Mu'in untuk bahasan fikih, dan Imrithi dan Alfiyah untuk lughoh. (nam)