Nasionalisme atau paham kebangsaan para santri, ulama dan kiai Nahdlatul Ulama (NU) tak diragukan lagi. Kiprahnya dalam perang kemerdekaan melawan penjajah tak dapat dikecilkan maknanya.
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Choirul Anam, mengatakan hal itu dalam Silaturahim dan Buka Puasa Bersama dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Pengasuh Pesantren Langitan, Tuban, Abdullah Faqih, di Graha Astranawa Surabaya, Jawa Timur, Ahad (28/9) kemarin.<>
"Di depan sana ada Museum NU, merekam sejarah NU, dari mulai masa perang kemerdekaan," kata Anam yang juga tokoh NU Jatim itu.
Anam menambahkan, Museum NU juga merekam terbentuknya pasukan Hizbullah dan Sabilillah untuk memerangi kolonialisme. "Seragamnya masih ada di sana," katanya.
Demikian pula bukti-bukti perlawanan para kyai dan santri dalam melawan sekutu dan ketika mulai membangun perpolitikan bangsa di mana puluhan kiai NU menjadi anggota Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dan membentuk partai sendiri.
Dalam kesempatan itu, Wapres menjanjikan pendidikan di pesantren akan ditingkatkan anggarannya tahun depan seperti juga pendidikan umum. "Dulu, hanya guru negeri yang dapat bantuan. Tahun depan, insya Allah guru swasta juga, termasuk guru pesantren," katanya. (ant/sbh)
Terpopuler
1
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
4
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
5
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
6
Pesantren Jawaban Kebutuhan Pendidikan Karakter dalam Dinamika Kota Global
Terkini
Lihat Semua