Warta

Palestina Minta Muslimat NU Bantu Berdayakan Kaum Perempuannya

Rab, 24 Januari 2007 | 09:46 WIB

Jakarta, NU Online
Pemerintah Palestina, melalui Menteri Hubungan Perempuan Dr Mariam Saleh meminta Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bersedia membantu memberdayakan kaum perempuan di negaranya. Menurutnya, keterpurukan bangsa Palestina akibat pertikaian antara kelompok Hamas dan Fatah serta pendudukan Israel juga dirasakan kaum perempuannya.

Permintaan bantuan itu diungkapkan Dr Mariam Saleh saat bertemu dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dan sejumlah pengurus teras organisasi perem<>puan terbesar di Indonesia itu di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (24/1)

Dalam kesempatan tersebut, Mariam yang didampingi anggota Parlemen Palestina Muna Mansur, menyatakan akan mengirimkan beberapa perempuan dari negaranya agar dilatih oleh Muslimat NU untuk meningkatkan kemampuan, terutama di bidang ekonomi. “Kalau tidak keberatan, kami akan mengirimkan 5 perempuan untuk dilatih oleh ormas ini (Muslimat NU, Red). Kalau bisa pelatihan keterampilan dan manajemen,” ujarnya.

Sebelumnya, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan kepada Mariam bahwa organisasi perempuan terbesar di Indonesia yang dipimpinnya memiliki sejumlah balai latihan kerja yang tersebar di seluruh Indonesia. Balai latihan kerja tersebut, menurutnya, diperuntukkan bagi kaum perempuan sebagai upaya meningkatkan keterampilan, khususnya dalam bidang ekonomi.

Mariam mengungkapkan, hal yang paling dibutuhkan kaum perempuan Palestina adalah usaha pengembangan ekonomi yang mandiri. Karena, selain turut berjuang melawan pendudukan Israel, kaum perempuan di negaranya juga bertanggung jawab terhadap kehidupan ekonomi keluarga.

“Selama ini mereka (perempuan Palestina, Red) disibukkan dengan perlawanan terhadap Israel. Sehingga hampir tak punya waktu untuk mengembangkan kemampuan diri, apalagi kemampuan mengembangkan ekonomi keluarga,” jelas Mariam.

Mariam mengaku yakin bahwa Muslimat NU mampu untuk ikut membantu memberdayakan kaum perempuan negerinya. Pasalnya, ia menilai, tak mungkin organisasi sebesar Muslimat NU tak mempunyai manajemen yang baik dalam mengelola dan memberdayakan ekonomi.

Sementara, Khofifah menyambut baik atas tawaran kerja sama tersebut. Pihaknya siap membantu apapun yang dibutuhkan perempuan Palestina, termasuk membantu memberikan pelatihan keterampilan dan manajeman.

“Tentu kami tidak keberatan. Kami siap. Terserah mau dilatih apa. Kami punya pelatihan bordir. Saya kira itu bisa menghasilkan uang. Kami juga punya 131 koperasi primer An Nisa yang sudah berbadan hukum,” ungkap Khofifah yang juga mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid.

Muslimat NU, organisasi yang menghimpun kaum ibu-ibu NU, tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Selain memiliki sejumlah balai latihan kerja dan badan usaha bersama koperasi, Muslimat NU juga mempunya 57 unit pelayanan kesehatan yang meliputi rumah sakit, rumah sakit bersalin, klinik, dan sebagainya.

Badan otonom di bawah NU itu juga memiliki 102 panti asuhan dan panti jompo, 10 asrama putrid, 9.800 TK/TPA, 11.800 TPQ, 3.500 majelis taklim dan 157 kelompok bimbingan ibadah haji. (rif)