PBNU akan Bentuk Kader Khusus
NU Online · Selasa, 29 Maret 2011 | 11:23 WIB
Tantangan ideology yang dihadapi oleh NU semakin berat dengan munculnya berbagai organisasi transnasional yang beraliran non aswaja yang ingin menggerogoti jamaah dan jamiyyah NU.
Untuk mengatasi hal ini, Komisi Pengkaderan dalam pleno PBNU mengusulkan dibentuknya kader khusus yang tugasnya menghadapi kelompok-kelompok yang ingin merusak NU. Mereka nantinya akan difokuskan di daerah-daerah tertentu yang rawan terhadap penyerangan dari kelompok lain.<>
“Mereka akan kita latih secara khusus untuk menghadapi situasi ini. Jika mereka melakukan ghozwul fikr (peperangan pemikiran), kita lawan dengan ghozwul fikr. Jika melawan secara fisik, kita lawan secara fisik, kalau bertarung secara ilmiah, ya kita lawan secara ilmiah,” kata KH Zaky Mubarok, yang menjadi juru bicara komisi ini.
Kiai Zaky menjelaskan, selama ini NU lebih banyak bersikap bertahan dari serangan luar, tetapi dari pengalamannya, kelompok-kelompok tersebut tak bisa berbuat banyak, bahkan mengambil langkah mundur begitu NU bergerak.
Spesifikasi pengkaderan di lingkungan NU nantinya akan dibagi dalam berbagai jenis seperti kader keulamaan, kader badan otonom, kader fungsionaris pengurus harian NU dan badan otonom, penggerak keluarga jamaah, kader profesional dan kader khusus.
Tipe-tipe pengkaderan ini dilatih sesuai dengan kebutuhannya di lapangan, seperti kader fungsionaris NU diharapkan mampu mengelola organisasi secara efektif dan efisien.
Kader ulama diproyeksikan sebagai ahli agama dan mampu mengisi posisi syuriyah NU yang merupakan lembaga tertinggi dalam struktur kepengurusan NU. Yang menjadi sasaran untuk dikader adalah para santri berkualitas.
Kader badan otonom merupakan kader yang dicetak dalam perangkat NU ini, sesuai dengan tingkatan uur dan spesifikasi yang dimiliki seperti dalam IPNU, IPPNU, Ansor dan Fatayat NU.
Kader fungsionaris, diharapkan mampu mengisi posisi pengurus harian dan lembaga, serta lajnah, dari tingkat PBNU sampai Ranting NU.
Sementara itu, kader penggerak warga adalah mereka yang memliki keahlian dalam memobilisir, memotivasi dan melakukan pelayanan kepada umat, dengan sasaran takmir masjid dan tokoh masyarakat.
Kader profesional adalah yang bergerak dalam dunia usaha, birokrasi, LSM, pers dan kelompok profesi lain.
Untuk menyiapkan kader ini, akan disusun sebuah buku panduan yang bisa menjadi modul pengkaderan pada seluruh tingkatan serta penyediaan para fasilitator dan narasumber dari lajnah, lembaga dan badan otonom untuk menghasilkan kader militan dan mumpuni.
Kader-kader potensial nantinya akan terus dikawal, dibina dan dipromosikan agar mampu memberi sumbangsih kepada NU dan tidak diambil oleh golongan lain.
Pengkaderan di lingkungan kampus dinilai penting mengingat saat ini, berdasarkan survey yang dilakukan PBNU, lebih dari 50 persen mahasiswa di universitas negeri elit Indonesa berkultur NU, sayangnya, NU belum banyak menangani kader potensial ini. (mkf)
Terpopuler
1
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
2
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
3
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
6
KH Ahmad Chalwani Ungkap Makna Spiritual yang Terkandung dalam Deretan Angka 17-8-45
Terkini
Lihat Semua